Guru Diminta Jadi Penebar Pesan Damai Kepada Seluruh Anak Didik

Sleman – Ratusan guru TK hingga SMA di DIY mengikuti Camping Keberagaman Berkolaborasi Untuk Damai Beragama di Sekolah bersama BNPT dan FKPT di Asrama Haji Yogyakarta, Rabu (26/7/2023). Para guru diingatkan untuk menjadi penebar pesan damai dan penuh toleransi pada seluruh anak didik yang ditemui di sekolah.

Kolonel Pas Drs Sujatmiko, Kasubdit Bina Masyarakat BNPT, menceritakan pengalaman ketika terjun ke lapangan berjumpa dengan orang-orang terpengaruh paham terorisme. Ia menjelaskan beberapa ciri khas yang ditemui seperti mengkafirkan orang lain yang tak sepaham dan sulit menerima pandangan lain. Tak sedikit yang berasal dari dunia kampus, yakni mahasiswa aktif.

“Di Jogja, saya bertemu berjam-jam dengan orang yang seperti itu. Saya memberi salam saja tidak dijawab. Ini suami istri menikah sejak semester 6 di UGM kebetulan. Keduanya cerdas, saat ini usahanya membuat bawang merah goreng dijual di toko-toko, mantan narapidana terorisme. Kami masih terus mengawasi dan punya rapor untuk mereka,” ungkapnya.

Ia menceritakan ada setidaknya 1380 mantan narapidana terorisme yang masih terus dipantau dengan rapor hijau, kuning dan merah. “Kami terus laporkan terkait perkembangan mereka, mudah-mudahan seluruhnya hijau, tidak lagi bisa kembali terkena paham terorisme,” sambungnya.

Di depan para guru, Sujatmiko juga menjelaskan terkait paham NII yang masih terus berkembang di bawah tanah saat ini. Ia menyebut bahwa negara sulit memberantas paham-paham seperti itu karena tak terdaftar juga tak memiliki perundangan yang mengatur.

“Contoh riil di masyarakat yang terkait NII, berkolaborasi dengan jaman. Apakah Alqaidah, ISIS, Mujahidin Indonesia, JAD, JAT itu berkolaborasi. Ibu kandung paham pemikirannya NII. Mengapa NII tak dibubarkan? NII organisasi, iya. Terdaftar juga tidak, tapi anehnya dari mereka yang kita tangkap dan organisasi mereka punya presiden, mentri, gubernur bahkan ada yang menarik dana miliaran, ini yang harus kita antisipasi,” tandasnya.

Sementara, Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Anak FKPT DIY, Fatma Amilia SAg MSi yang juga menjadi pembicara mengharapkan agara para guru bisa menjadi penebar hal positif mulai dari keluarga dan sekolah. Sekolah menjadi salah satu ruang penting untuk menanamkan toleransi serta keberagaman yang menjadi penghancur paham-paham radikalisme dan terorisme.

“Kami berharap, bapak ibu guru ini bisa menjadi penerbar hal baik, dan mencegah munculnya paham terorisme serta radikalisme sejak dari sekolah. Kami percaya bahwa dengan kebersamaan semua pihak, hal-hal tidak baik itu bisa kita cegah” pungkas dia.