Surabaya – Guru dan tenaga pendidik di Provinsi Jawa Timur (Jatim) diberikan eduasi terkait bahaya ekstremisme dan radikalisme di Surabaya, Minggu (11/12/2022). Langkah ini adalah bagian dari upaya mencegah penyebaran ekstremisme dan radikalisme di lingkungan pendidikan.
“Aksi terorisme berawal dari sikap ekstremisme, intoleransi, dan radikalisme. Hal itu merupakan kejahatan lintas negara, terorganisasi dan mempunyai jaringan luas sehingga mengancam perdamaian dan keamanan nasional maupun internasional,” kata Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur Hesti Armiwulan saat Training of Trainers (TOT) Pencegahan Ekstremisme yang diadakan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) setempat.
Hesti mengungkapkan, bahwa sejak dini perlu dilakukan upaya terus-menerus guna mengantisipasi kondisi masyarakat akhir-akhir ini. Karena saat ini semakin meningkatnya ancaman ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme di Indonesia.
“Hal itu telah menciptakan kondisi rawan yang mengancam hak atas rasa aman dan stabilitas nasional, sebagaimana terjadi di Mapolsek Astanaanyar Bandung, belum lama ini,” tuturnya.
Hesti menyampaikan pula tugas FKPT di antaranya, pengembangan potensi dan kreativitas yang dimiliki oleh generasi muda dalam pencegahan terorisme. Pemberian edukasi bagi kelompok perempuan dan anak dalam pencegahan terorisme
“FKPT pun melakukan penelitian tentang potensi radikal terorisme. Adanya diseminasi dan sosialisasi pencegahan terorisme kepada semua elemen masyarakat di daerah dan pengembangan kreativitas dari berbagai perspektif,” kata Ketua Laboratorium Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Ubaya itu.
Selain itu, menekankan pentingnya literasi informasi pencegahan terorisme melalui media massa, media sosial dan media lainnya.