Pekanbaru – Guru Besar Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SSK) Riau, Muhammad Mujahiddin, mendorong media massa pers untuk menggunakan peran strategis yang dimilikinya dalam upaya pencegahan terorisme, salah satunya memberikan solusi melalui pemberitaan yang ditayangkannya.
“Pemberitaan media harus bisa menjadi penghubung, interkoneksi, yang menjadi solusi dalam setiap peristiwa terorisme,” kata Mujahiddin ketika menjadi narasumber dalam kegiatan Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme di Pekanbaru, Rabu (5/10/2016).
Mujahiddin mencontohkan, ketika ada peristiwa penangkapan terduga pelaku terorisme, masyarakat membutuhkan informasi yang valid. Hal ini penting untuk menghindari kesimpangsiuran informasi yang berpotensi menjadi teror baru. “Intinya pemberitaan media massa jangan menyesatkan masyarakat,” tegasnya.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, Fakhrurrodzi, sependapat dengan dorongan yang disampaikan oleh Muhammad Mujahiddin. Untuk bisa mencapai kondisi tersebut, dia mendesak aparat keamanan untuk memberikan akses informasi yang mudah kepada setiap Jurnalis di dalam tugas peliputannya.
“Persoalannya terkadang Bapak-bapak Polisi kita masih sering tertutup. Ini yang menjadikan kawan-kawan (Jurnalis) di lapangan terpaksa mengambil narasumber sekunder,” ungkap Fakhrurrodzi.
Rodzi, demikian Fakhrurrodzi disapa di kesehariannya, juga mendorong Jurnalis untuk menghindari pemberitaan bohong, khususnya di isu-isu terorisme.
“Istri Doktor Azahari pernah bermukim di Riau, dan sebuah media cetak nasional pernah memuat wawancara khusus yang disebutkan dilakukan secara langsung. Itu berita bohong karena istri Doktor Azahari tidak bisa berbicara,” kata Rodzi yang bekerja sebagai redaktur di salah satu media dalam jaringan (daring) nasional.
Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme adalah rangkaian dari Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme. Satu kegiatan lainnya adalah Visit Media, kunjungan dan diskusi ke redaksi media massa pers.