Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dinilai
berhasil memutus mata rantai indoktrinasi. Hal tersebut menjadi salah
satu faktor yang menciptakan situasi nihil aksi terorisme di Tanah Air
sepanjang 2023.
Indoktrinasi merupakan salah satu elemen kunci dalam penyebaran paham
radikalisme dan ancaman terorisme. Karena itu, pemutusan mata rantai
indoktrinasi terhadap masyarakat yang menjadi sasaran kaderisasi
kelompok teror merupakan hal penting.
Guru Besar Departemen Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Adrianus Eliasta Meliala
mengatakan ada banyak upaya yang telah dilakukan BNPT untuk membendung
laju indoktrinasi perekrutan anggota baru.
“Jadi banyak sekali upaya BNPT untuk mengurangi proses indoktrinasi,”
kata Adrianus dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2023 BNPT RI di Bogor,
Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
Upaya membendung indoktrinasi ini dilakukan BNPT secara masif melalui
berbagai strategi, baik yang bersifat online maupun offline. Upaya ini
menurut Adrianus menjadi salah satu aspek dalam dua hal pokok yang
berdampak besar pada pencapaian nihil aksi teror
Dua hal pokok tersebut pertama, tindakan penegakan hukum termasuk
penangkapan, penyitaan, dan aneka macam langkah tegas terhadap mereka
yang melakukan kegiatan teror. Kedua, melakukan pemotongan
sumber-sumber yang bisa menggerakkan kegiatan teror, termasuk
pendanaan dan indoktrinasi via transmisi ideologi kekerasan. “Terutama
pada konteks pembiayaan, pendanaan. Kemudian juga terkait dengan
konteks yang mampu membakar ideologi,” katanya.
Guru Besar UI ini mengatakan fenomena zero terrorist attack ini
merupakan buah dari hasil perjuangan berat yang telah dilakukan. “Saya
kira kita melihat ini sebagai satu resultante dari perjuangan berat
sekali dari teman-teman,” katanya.