Gubsu: Jaga Persatuan, Belajarlah Pengalaman Pahit Dijajah

Medan- Gubernur Sumatera (Gubsu) Utara Erry Nuradi mengingatkan kembali kepahitan yang dialami bangsa Indonesia yang mudah dijajah hingga 3,5 abad akibat terpecah belah. Perpecahan itu menghilangkan kebesaran Indonesia sebagai sebuah bangsa. Oleh karena itu, Indonesia bisa dijajah oleh Belanda, sebuah negara yang kategori kecil jika dibandingkan luas Nusantara.

“Pengalaman pahit dijajah akibat ‘devide et impera’ harus menjadi pengalaman berharga,” katanya dalam perayaan Tri Suci Waisak di Vihara Sinar Buddha di Medan, Kamis (11/5/2017).

Para pendiri bangsa, katanya, menyadari Indonesia memiliki banyak perbedaan yang di satu sisi dapat menjadi potensi, namun di sisi lain bisa menjadi ancaman. “Karena itu, para pendiri bangsa menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga persatuan dan mencegah perpecahan,” katanya sebagaimana dikutip dari Tempo.co.

Jika persatuan yang ada tidak dapat dijaga, dikhawatirkan Indonesia akan menjadi bangsa yang lemah karena terpecah-pecah. “Perbedaan itu adalah potensi. Tapi kalau tidak dijaga dengan baik, Indonesia akan terkotak-kotak, bahkan menjadi negara kecil yang bisa dijajah kembali,” katanya.

Gubernur mengharapkan rakyat Indonesia mensyukuri, sekaligus menjaga persatuan yang selalu terjaga meski bangsa itu terdiri dari lebih 700 suku. Jika perbedaan mampu dikelola dengan baik menjadi potensi nasional, Indonesia bisa menjadi negara maju dan diperhatikan di dunia internasional. Dia mengatakan, “Sekarang saja kita sudah masuk dalam G-20 sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia”.