Gubernur NTB Dukung Program BNPT

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru DR. H. Zainul Majdi,MA dalam sambutannya pada acara “Pengarahan Kepala BNPT kepada unsur FKPD, Polri, TNI dan tokoh agama” yang diselenggarakan di Hotel Santika Mataram  29 Maret 2016  menyampaikan bahwa masyarakat NTB yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama menentang keras terorisme dan menilai aksi terorisme sebagai tindakan yang bukan saja merusak tatanan nasional tetapi juga telah mengorbankan nama Islam. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala BNPT, Irjen Pol Drs. Tito Karnavian, Ph.D, Polda NTB, Danrem dan sejumlah pejabat derah lainnya serta tokoh-tokoh agama di Mataram .

Menurut Zainul bahwa tiga suku mayoritas di NTB memiliki budaya yang sangat menentang kekerasan dan tidak memberikan tempat bagi mereka yang ingin merongrong persatuan dan kedamaian bangsa ini termasuk di NTB. Ia  meminta semua pihak agar lebih massif lagi dalam menanggulangi fenomena radikalisme  mulai dari hulu sampai hilir karena terorisme dan radikalisme harus diselesaikan secara sejajar sehingga tidak terkesan menyelesaikan secara parsial saja.

Ia juga menjelaskan bahwa ISIS jauh lebih berbahaya daripada Alqaeda  selain memiliki pasukan yang cukup banyak dan propaganda tentang negara Islam yang gencar dilakukan di berbagai media juga telah menguasai satu wilayah dan memiliki pemerintahan sehingga siapapun dapat tertarik bergabung ke dalam ISIS karena telah menganggap sebagai suatu negara yang menjalankan syariat Islam.

Dalam konteks ini dibutuhkaan sebuah upaya maksimal dari pemerintah khususnya para tokoh-tokoh agama dan pemikir-pemikir Islam untuk menulis secara intensif  menjelaskan kebohongan  dan kehilapan ISIS. Sampai saat ini, kita belum mampu meyakinkan generasi-generasi muda kita bahwa ISIS keliru jika mengklaim dirinya sebagai Islam. Buktinya pendukung ISIS terus meningkat dimana-mana termasuk di negeri kita.

Ia menyinggung bahwa dalam sejarah terorisme justru tokoh-tokoh agamalah yang banyak korban. Dalam sejarah Ia Khalifa Umar bin Khattab dan Khalifa Ali bin Abu Thalib keduanya korban meninggal akibat tindak  kekerasan yang dilakukan oleh kelompok  eksterimisme yang berlebihan dalam memahami teks-teks keagamaan.  Tokoh-tokoh agama,  pendidik atau tuan guru dan orang tua agar sejak dini memberikan pemahaman yang moderat tentang Islam terhadap anak anak kita sehingga mereka tidak mudah terpengaruh terhadap paham-paham yang berkembang saat ini yang cenderung menggiring generasi-generasi muda Islam ke arah yang lebih ekstrim.

Di NTB, pemerintah tengah dan akan terus berusaha membendung gerakan-gerakan ekstrimisme masuk ke wilayah ini melalui berbagai kegiatan-kegiatan kemsyarakatan yang bertujuan memberikan pemahaman tentang Islam dan bahaya radikalisme dan menegaskan bahwa terorisme tidak memiliki tempat di NTB dan siapapun yang ikut dalam kelompok itu maka ia harus angkat kaki dari NTB.