Gubernur Jateng Resmikan Rumah Pembauran Kebangsaan, Wujud Komitmen Toleransi Beragama

Semarang – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, meresmikan Rumah Pembauran Kebangsaan (RPK) Jateng yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang.

Provinsi Jateng juga termasuk provinsi pertama yang memiliki Rumah Pembauran Kebangsaan.

RPK dikelola oleh Forum Pembauran Kebangsaan Jateng dan Pemerintah Provinsi Jateng sebagai bentuk komitmen bersama beragam etnis se-Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia.

Adapun Forum Pembauran Kebangsaan Jateng saat ini terdiri dari 19 etnis dari Sabang sampai Merauke. Mereka telah tinggal dan mendalami seluk beluk, serta kebudayaan yang ada di Jateng selama bertahun-tahun.

“Mereka datang ke Jawa Tengah, ada Nias, ada Jawa, ada Maluku, ada NTT tadi berkumpul dari Papua juga berkumpul. Mereka bersepakat bahwa perlu sekiranya ada Rumah Pembauran ini agar ada meeting point untuk mereka bisa bertemu,” ujar Ganjar usai meresmikan RPK, Selasa (16/5).

Ganjar menambahkan, diresmikannya RPK Jateng tidak hanya menjadi wadah pemersatu saja, tetapi juga diharapkan dapat menjadi simbol perdamaian untuk saling menjaga dan menghormati antar suku, agama, ras dan golongan.

Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk terus memelihara dan merawat kerukunan yang telah terjalin seperti Bhinneka Tunggal Ika. “Janganlah kemudian nanti kita membawa isu-isu SARA. Maka rumah ini menjadi begitu penting buat kita untuk mendinginkan situasi,” kata Ganjar.

“Karena kita bersaudara, kita bangsa Indonesia, kita berbahasa Indonesia, kita bertanah air Indonesia dan kita bernegara Indonesia,” lanjut Ganjar.

Seperti diketahui, Provinsi Jateng merupakan salah satu daerah dengan tingkat toleransi antar masyarakat yang tertinggi di Indonesia. Adapun indeks intoleransi di Jateng memiliki skor 6,8 atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai indeks intoleransi nasional yang berada di angka 12,6 persen.

Setara Institute mencatat, hingga April 2023 dari 10 kota paling toleran di Indonesia, 4 di antaranya ada di Jateng. Yaitu Salatiga (skor 6,4), Surakarta (skor 5,8), Semarang (skor 5,7) dan Magelang (skor 5,6).