Gorontalo – Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie menyebut ada Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah kerjanya yang terpapar paham radikalisme. Paham yang menentang ideologi Pancasila dan ingin menggantinya dengan ideologi tertentu.
“Saya akan rapat dengan Forkopimda untuk melihat laporan intel intel saya tentang ASN yang mulai ikut paham radikal. Ada jelas namanya, di instansi mana saja, jelas kegiatan apa saja. Sudah terecord,” sebut Rusli saat memimpin apel awal tahun di Rumah Jabatan Gubernur, Senin, (6/1).
Rusli menegaskan tidak ada toleransi bagi ASN yang terpapar paham radikal. Menuruntya kondisi Indonesia dan Gorontalo pada khususnya saat ini dalam kondisi aman. Jangan dirusak oleh aksi-aksi yang tidak terpuji karena perbedaan agama, suku dan ras.
Menurutnya ada kurang lebih 26 persen ASN di Indonesia yang ingin merubah idelogi negara kita. Oleh karena itu ia meminta kepada Wakil Gubernur dan Sekretaris Daerah untuk menindak tegas ASN yang sudah masuk radar jaringan radikal.
“Kita bekerja aman, beribadah aman, bersilaturahim aman. Mau lagi ikut ikut aliran sesat dan sangat menyesatkan baik kepada dirinya sendiri, keluarganya maupun negara. Ketika sudah berbahaya bagi negara harus kita tindak tegas,” imbuhnya.
Rusli berpesan kepada aparaturnya untuk bekerja lebih baik dan disiplin di tahun 2020 ini. Ia tidak ingin ada aparaturnya terlibat perbuatan tercela dan merusak citra Pemerintah Provinsi Gorontalo.