Turen – Penanggulangan terorisme tidak hanya mengandalkan penegakan
hukum (hard approach), tetapi juga penanganan dan pencegahan melalui
pendekatan lunak (soft approach) berbasis kesejahteraan. Salah satu
wujud pendekatan kesejahteraan tersebut adalah dengan mendorong
pembangunan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN).
Untuk mencegah penyebaran paham radikal dengan pendekatan lunak
tersebut dilakukan model pelaksanaan pensejahteraan masyarakat dengan
metode perkebunan.
“Salah satu strategi BNPT dalam melakukan soft approach bagi
masyarakat dan mitra deradikalisasi adalah dengan metode perkebunan
yang dilakukan dengan penerapan sistem smart farming. Oleh karena itu
perlunya pengenalan dan edukasi terkait smart farming lewat kegiatan
groundbreaking di daerah Turen, Malang, Jawa Timur”, ungkap Kepala
BNPT, Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si.
dalam acara Groundbreaking Smart Farming Kawasan Terpadu Nusantara
(KTN) Turen, Kabupaten Malang (27/1/2024).
Lebih lanjut Kepala BNPT menyampaikan tujuan dari smart farming adalah
untuk meningkatkan kualitas, produktifitas atau optimalisasi, kawasan
lahan perkebunan dan pertanian yang luasnya 15 hektar dengan memadukan
antara kegiatan pertanian konvensional dengan teknologi modern.
“Smart farming akan mendorong produktivitas dan mendorong kualitas
dari pertanian sejak dari pemilihan bibit, analisis tanah, pemilihan
pupuk, pembuatan ekosistem yang baik, sampai dengan hasil
produktivitas”, terang Kepala BNPT.
Lahan ini telah digarap oleh Mitra Deradikalisasi Pujianto (11 ha) dan
Trisno (2 ha), sebagai bentuk tanggung jawab dan kasih sayang
pemerintah untuk kesejahteraan mereka.
“Diharapkan kombinasi pertanian yang tradisional dengan pertanian
modern bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas, sehingga para
mitra deradikalisasi yang menjadi inti daripada project ini sehingga
meningkatkan kesejahteraan, kesempatan peluang kerja, dan meningkatkan
kualitas kehidupannya,” tambah Kepala BNPT.
Ryco lebih lanjut menjelaskan bahwa BNPT terus mencari inovasi untuk
mendapatkan cara terbaik dalam pengoptimalisasian lahan sehingg
menggandeng PT. Maharani Saraswati untuk pengelolaan lahan pertanian
dan perkebunan yang didukung teknologi, pemilihan bibit yang tepat,
lahan yang tepat, sehingga menghasilkan produksi meningkat, serta
terserapnya tenaga kerja.
“Menindaklanjuti MoU yang telah dilakukan pada 2023 lalu, team PT.
Maharani Saraswati melakukan survei lokasi dan setelah
mempertimbangkan kesesuaian lahan di daerah Turen bahwa sudah cocok
untuk pengembangan budidaya vanili atau Vanilla Planifolia dan tanaman
Hortikultura. Keputusan itu dengan pertimbangan potensi pasar,
kekuatan jaringan mitra, dan kapasitas tim PT MSI,” sambungnya.
Kepala BNPT berharap agar KTN Turen ini bisa menjadi model bagi
ketahanan pangan nasional dan menjadi wisata edukasi bagi pelajar dan
masyarakat untuk melihat bagaimana membangun pertanian yang modern.
Kegiatan dilanjutkan dengan peletakan batu pertama di area lokasi
Pembangunan Green House Smart Farming KTN Turen.
Hadir dalam acara tersebut jajaran Pejabat di BNPT antara lain Deputi
1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Mayjen TNI H
Roedy Widodo, Deputi 2 Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen
Pol. Ibnu Suhaendra, Direktur Deradikalisasi Brigjen Pol. R. Ahmad
Nurwakhid, S.E., M.M., Direktur Pencegahan Prof. Dr. Irfan Idris,
Kasubdit Pembinaan Masyarakat Kolonel Pas. Drs. H. Sujatmiko, serta
tamu undangan dari FKPT Jawa Timur, Duta Damai Jawa Timur, Komisaris
Utama PT. MSI, Mitra Deradikalisasi, Kepala Dinas Tanaman Pangan
Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Kapolsek Turen, Danramil
Turen, serta kelompok Tani Turen dan Masyarakat sekitar.