Grace Natalie Sepakat Media Harus Perhitungkan Dampak Tayangan Berita Kasus Terorisme

Jakarta – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie sepakat bahwa media hendaknya harus memperhitungkan dampak tayangan pemberitaan peristiwa terorisme terhadap masyarakat luas.

Hal itu diungkapkan menjawab pertanyaan Damailahindonesiaku.com, menyusul pernyataan Kepala BNPT Komjen Pol Drs Suhardi Alius, MH bahwa nasionalisme dan kebangsaan harus dikedepankan dalam penayangan peristiwa terorisme.

“Ya, saya setuju media harus memperhitungkan dampak pemberitaan di tengah masyarakat,” katanya, Kamis (16/11/2017) petang.

Menurut mantan wartawan dan presenter televisi itu, sebenarnya media tidak hanya memperhitungkan dampak tayangan pemberitaan peristiwa terorisme saja. Melainkan juga pemberitaan-pemberitaan kasus lainnya.

“Utk semua hal sebenarnya, tidak hanya (yang) terkait terorisme. Kasus pelecehan seksual, pelaku kejahatan di bawah umur, apalagi terorisme yang dimensinya banyak dan mungkin agak sensitif untuk kalangan masyarakat tertentu harus memperhitungkan dampaknya terhadap masyarakat,” tegasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, nasionalisme dan kebangsaan harus dikedepankan dalam penayangan peristiwa terorisme. Soalnya, selama ini media lebih sering hanya mempertimbangkan keuntungan dengan mengkreasi berita peristiwa terorisme, tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi di tengah masyarakat.

Menurut Kepala BNPT Komjen Pol Drs Suhardi Alius, MH saat menjadi pembicara pada pembukaan Rapimnas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Hotel Santika, Depok, Rabu (15/11/2017) lalu, kadang-kadang media menjadi trigger dengan mengkreasi peristiwa terorisme dengan pemberitaan yang tidak proporsional.
“Mungkin pertimbangannya rating dan oplah media bersangkutan yang berujung pada keuntungan, tapi mereka juga harus memperhitungkan dampaknya di masyarakat,” katanya.

Menurutnya, dampak penayangan berita terorisme yang tidak proporsional sangat besar terhadap masyarakat. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan orang atau keluarga dari korban yang jadi sasaran. Hal itu malah akan menambah kebencian dan beban psikis mereka.

“Ini harus dihitung dengan baik-baik. Silakan beritakan masalah terorisme dan radikalisme, tapi harus secara proporsional yang mendidik sehingga masyarakat mempunyai ketahanan dalam menghadapi imbas dari kejadian itu,” harap mantan Kabareskrim Polri ini.