Bekasi – Gerakan Pemuda Ansor Kota Bekasi menggelar diskusi sebagai refleksi akhir tahun dengan tema “Menjaga NKRI dari Ancaman Radikalisme”, di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tribuana, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kamis (28/12/2017).
Penyelenggara mengetengahkan mantan teroris Ahmad Sajuli, Dhanar Dono Vermandhie dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), serta Ketua GP Ansor Kota Bekasi M Jufri sebagai pembicara.
Dalam kegiatan yang diikuti para mahasiswa, tokoh agama Islam dan Kristen, serta tokoh masyarakat, Jufri mengingatkan masyarakat supaya berhati-hati terhadap paham radikal yang ingin mengacaukan negara.
Menurutnya, keberadaan penganut paham radikal di Kota Bekasi cukup mengkhawatirkan. Buktinya sudah banyak terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri dari kota ini.
Yang masih segar dalam ingatan adalah komplotan bom panci beranggotakan 14 orang, awalnya dibekuk dari sebuah rumah kontrakan di kawasan Bintara. Belum lama ini polisi juga menangkap seorang terduga teroris di Jl Yamin, RT 01/06 Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, dan terakhir penangkapan di kawasan Pekayon.
Berdasarkan fakta tersebut, katanya, Kota Bekasi sudah dikuasai kelompok radikal. “Bekasi ini sangat rawan. Oleh karena itu jaga lingkungan dengan baik dan bentengi dari paham radikalisme. Komitmen kita bernegara berdasarkan Pancasila saya kira sudah final,” katanya.
Sedangkan Ahmad Sajuli mengakui bahwa aksi terorisme yang pernah dilakukannya adalah tindakan yang salah. Dia pun mengajak para mahasiswa dan masyarakat supaya tidak mengikuti aliran-aliran dan paham-paham radikal yang mengajak untuk berjihad, apalagi melakukan pemboman.
Sedangkan Dhanar Dono Vermandhie dalam paparannya mengajak peserta untuk selalu mebentengi Pancasila dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).