Jakarta – Puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga bergabung dengan ISIS kini dikabarkan telah dideportasi dari Turki. Besar kemungkinan mereka akan kembali ke Indonesia. Hal ini sempat ditegaskan oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal yang mengatakan sejak 2015 Kementerian Luar Negeri telah memulangkan sebanyak 430 WNI dari Turki.
Menyikapi hal ini, Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas meminta agar pemerintah bertindak tegas dengan menolak mereka. “Kalau menurut saya (mereka) enggak usah diterima. Sudah biarkan saja tidak punya kewarganegaraan,” ujar Yaqut seperti dikutip dari Kompas, Selasa (18/7/2017).
Baginya, orang-orang yang memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan bergabung dengan ISIS adalah orang-orang yang telah jelas-jelas menolak NKRI, karenanya pemerintah sebaiknya tegas menyikapi mereka.
“Kan dia sudah menyatakan keluar dari Indonesia, ikut ISIS kok. Sekarang begitu melihat ISIS runtuh kok balik lagi,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa para pengikut ISIS ini hanya memimpikan berdirinya Khilafah, yang mana konsep ini bertentangan dengan dasar Negara Indonesia.
“Tujuan besar mereka kan hanya satu, mendirikan negara khilafah. Kalau mereka WNI artinya mereka menolak NKRI. Mereka sudah menolak kok mau balik lagi. Enak saja. Ya jangan dong. Suruh cari negara yang mau. Seharusnya pemerintah jangan menerima mereka,” tutupnya.