Jakarta – Meta melalui Facebook dan Instagramnya ternyata bukanlah satu-satunya alat yang mampu membantu membasmi konten terorisme. Dilaporkan Engadget, Rabu (4/1), The Financial Times telah mengetahui bahwa Google Jigsaw sedang mengembangkan alat gratis untuk membantu situs web yang lebih kecil mendeteksi dan menghapus materi ekstremis.
Proyek ini dibangun dengan bantuan Tech Against Terrorism yang didukung PBB. Tujuannya memudahkan tim moderator untuk menangani konten yang berpotensi ilegal. Upaya tersebut pun mendapat bantuan dari Global Internet Forum to Counter Terrorism. Organisasi ini didirikan oleh Google, Meta, Microsoft dan Twitter, yang menawarkan database lintas layanan dari barang-barang teroris.
Seperti utilitas open source pada Meta, alat Google ini dimaksudkan untuk membantu situs yang tidak mampu mengembangkan algoritma khususnya AI atau mempekerjakan staf moderasi yang besar.
Baik Google dan Tech Against Terrorism melihat proyek mereka diperlukan untuk menutup celah dalam melawan aktivitas teroris online. Ekstremis dan penjual informasi yang salah cenderung memulai dari platform arus utama dan kini beralih ke platform yang lebih kecil yang tidak selalu dapat mengawasi pengguna secara memadai. Idealnya, ini mengurangi kemungkinan teroris menemukan tempat berlindung yang aman.
Meski begitu, selalu ada pro dan kontra. Beberapa platform media sosial enggan memoderasi kontennya, bahkan ketika toko aplikasi mengatakan itu memicu kekerasan – alat Google tidak akan terlalu berguna di situs web yang tidak menginginkannya.
Itu juga tidak akan menghentikan teroris untuk berbagi materi melalui layanan perpesanan yang dienkripsi dengan baik atau Web Gelap, di mana penyedia tidak dapat dengan mudah mengintai lalu lintas data.