Ambon – Paham radikal dan terorisme masih terus berkembang di negara kita dan menjadi momok yang menakutkan. Karena tidak ada satupun dari kita yang terbebas dari ancaman paham radikal terorisme tersebut, karena kelompok yang mengajarkan paham kekerasan ini melakukan propaganda dengan berbagai cara.
Dan kalangan generasi muda baik dari jenjang sekolah hingga perguruan tinggi masih menjadi sasaran empuk bagi kelompok radikal terorisme melalui propaganda-propagandanya untuk dapat direkrut dan begabung di dalam jaringan kelompok radikal tersebut.
Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) provinsi Maluku kembali melibatkan pelajar dengan menggelar Workshop BNPT Video Festival 2017 untuk pencegahan paham radikal dan terorisme agar tidak semakin berkembang di kalangan pelajar.
Acara Workshop yang dikhususkan untuk tingkat SMA, SMK, MA dan Sederajat yang mengambil tema “Di Bawah Sang Merah Putih” tersebut digelar di Biz, Ambon, Rabu (23/8/2017) siang ini.
“Kegiatan ini diselenggarakan secara rutin antara kami dari FKPT bersama BNPT dari tahun ke tahun bersama anak bangsa yang tujuannya untuk mencegah paham radikal agar tidak menyebar di kalangan generasi muda,” ujar Ketua FKPT Maluku, Dr. Abdul Rahim Uluputy dalam sambutannya sekaligus membuka acara tersebut.
Dikatakan Abdul Rahim, kegiatan yang dilakukan bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan ini tidak bisa dipisahkan dari kegiatan FKPT selama ini bersama BNPT. Dimana FKPT Maluku telah membina tenaga-tenaga muda dan profesional di wilayah Maluku kurang lebih sebanyak 1.500 orang dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme
“Itu berarti kegiatan upaya pencegahan yang dilaksanakan FKPT Maluku bersama BNPT yang tidak bisa dipisahkan dalam upaya melindungi generasi bangsa. Karena ada upaya dari kelompok-kelompok tertentu yang berusaha untuk memecah belah persatuan bangsa,” ujarnya.
Karena menurutnya, kelompok-kelompok tersebut adalah bagian yang kecil dibanding jumlah penduduk bangsa Indonesia. “Tapi karena aksi yang mereka lakukan itu bentuknya kekerasan, provokasi dengan dibantu oleh teknologi pesat melalui internet yang penyebaranya begitu kuat maka hal tersebut tidak bisa dibiarkan untuk berkembang,” ujarnya.
Untuk itu FKPT Maluku ingin menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam rangka untuk menjaga dan menyatukan berbagai macam perbedaan yang dimiliki bangsa ini. “Jadi kegiatan ini dalam rangka untuk mengukuh dan memperkuat kita semua sesuai kearifan budaya lokal yang ada di Maluku ini untuk dapat terus menjaga kita semua,” ujarnya.
Untuk itu FKPT Maluku akan terus memberikan pembobotan-pembobotan sesuai dengan dinamika masyarakat dengan melibatkan para tokoh, pemuda, pelajar/mahasiswa, perempuan dan sebagainya yang sesuai dengan generasinya.
“Ini kita laksanakan agar dari tahun-ketahun secara estafet agar generasi di bawahnya tidak mudah terpegaruh hal-hal negatif, Untuk itu kita bentengi kemampuan generasi muda sebagai generasi penereus bangsa untuk bisa menjaga perdamaian di negeri ini. Karena pelajar itu sendiri merupakan genwerasi cerdas yang harus dibentengi” katanya
Abdul Rahim mendambahkan bahwa di tahun 2018 mendatang FKPT dan BNPT akan mengubah cara dalam upaya pelibatan pelajar dengan cara mendatangi sekolah-sekolah. :Dimana kami akan melibatkan gurunya terlebih dahulu sehingga guru sebagai pembina dan pendamping memiliki pemahamam yang sama,” katanya mengakhiri
Acara workshop ini menghadirkan dua tokoh dalam bidang perfilman yakni Sujiati Eka Tjandra Sari atau yang lebih dikenal dengan nama Tjandra Wibowo yang selama ini dikenal sebagai mantan reporter dan penyiar televisi swasta yang sekarang menjadi produser film dokumenter. Tokoh film lain yang dihadirkan dalam workshop tersebut adalah Annisa Putri Ayudya yang selama ini dikenal sebagai aktris film berjudul “Bangkit”, “Guru Bangsa : Tjokroaminoto”, “WR Soepratman” yang juga pernah menjadi Putri Intelegensia Indonesia 2011.