SERANG – Koordinator Perempuan Pelopor Anti-Radikalisme (P3AR) Iyoh Marwiah mengimbau seluruh masyarakat senantiasa mewaspadai gerakan radikal terorisme pada Ramadan, arus mudik, dan Idul Fitri 2015.
“Kami mengajak warga cegah bersama radikal terorisme dalam kehidupan bangsa ini. Dengan demikian, faham radikal terorisme dapat dicegah sebagaimana harapan kita,” katanya pada diskusi Deradikalisasi, belum lam ini.
Kegiatan itu berlangsung di Gedung Marga Wiwitan, Jl Ki Ajurum, Cipocok, Kota Serang, Banten. Hadir sebagai penceramah yakni Amas Tadjuddin (FKPT Banten) dan Misbahul Munir Kholil (MUI Jakarta).
Iyoh mengatakan, kegiatan ini untuk memberikan pemahaman utuh dan meyakinkan kepada seluruh tokoh masyarakat, generasi muda, mahasiswa, kalangan perempuan, guru, dan penggiat/pimpinan majelis taklim se-Provinsi Banten, bahwa radikal terorisme sangat membahayakan kehidupan kemanusiaan serta bertentangan dengan ajaran Islam. “Kita harus mewaspadai gerakan radikal-terorisme menjelang Bulan Suci Ramadan,” katanya.
Sementara Amas Tadjuddin mengatakan, hasil keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia 7-10 Juni 2015 di Tegal, Jawa Tengah, sepakat bahwa kegiatan radikalisme yang hendak mengubah dasar negara Pancasila dinyatakan sebagai bughot yang harus diperangi oleh negara. Oleh karena itu, masyarakat Banten perlu meningkatkan kewaspadaan dini terhadap gerakan radikal-terorisme menjelang Ramadan, arus mudik, dan Idul Fitri 2015. Gerakan ini merupakan aksi brutal mengatasnamakan ajaran agama dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.
“Kelompok radikal-teroris sering kali mengklaim mewakili Tuhan untuk menghakimi orang yang tidak sefaham dengan pemikiranya,” katanya.
Mereka secara nyata melakukan aksi untuk mengubah negara bangsa menjadi negara agama. Momentum Ramadan 2015 bisa saja menjadi momentum penting bagi gerakan radikal terorisme dimaksud. “Saya mengimbau masyarakat mewaspadainya,” katanya.
Misbahul Munir Kholil memperkuat paparan Amas Tadjuddin seraya menyatakan analisanya bahwa Banten sebagai penyangga ibu kota Jakarta telah dijadikan arena perang suci untuk melakukan perlawanan dan balas dendam terhadap aparat Polri-TNI. “Sepertinya faksi-faksi teroris hendak menunjukkan eksistensinya bahwa Banten adalah arena yang tepat untuk menyerang semua fihak yang telah dianggap kafir thagut,” katanya.
Pelaku terorisme seperti jaringan Jawa-Sumatera: Serang-Pandeglang-Lebak-Tangerang adalah orang Banten yang melakukan aksinya di luar Banten. “Justru saat ini semua jaringan di Pulau Jawa telah menjadikan Banten sebagai pusat latihan dan sekaligus arena perang suci dimaksud. Untuk itu saya meminta masyarakat agar mewaspadai gerakan ini, serta meminta aparat Polri-TNI agar mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat,” katanya.(mbs)
sumber : http://news.okezone.com/read/2015/06/19/340/1167890/cegah-terorisme-di-saat-ramadan-dan-idul-fitri