Padang – Setelah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, kini giliran generasi muda Sumatera Barat (Sumbar) yang siap maju dan menjadi bagian penting dalam program penanggulangan terorisme di dunia maya. Tekad itu dicanangkan sekitar 60 anak muda Sumbar saat mengikuti pembukaan pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2017 Wilayah Sumbar di Padang, Senin (7/8/2017) malam.
“Kegiatan ini adalah membentuk generasi muda sebagai agen perdamaian yang akan mendukung aksi damai BNPT di dunia maya. Mereka akan dilatih untuk membuat konten-konten damai berupa tulisan, foto, video, gambar dan website yang akan bersinergi dengan Pusat Media Damai (PMD) menyebarkan perdamaian sekaligus memerangi propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya,” kata Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko.
Sebanyak 60 orang itu akan mengikuti pelatihan selama empat hari. Mereka yang terdiri dari blogger, ahli IT, dan desaing komunikasi visual (DKV). Diharapkan setelah pelatihan para peserta mampu menjalankan tugasnya yaitu mengajak generasi muda agar menjauhi radikalisme dan terorisme dengan bahasa anak muda juga.
“Terorisme sangat lihai ‘bermain’ di dunia maya. Mereka mampu memanfaatkan dunia maya yang memiliki pembaca tidak terbatas untuk menyebarkan ideologi dan merekrut anggota baru, terutama dari kalangan muda,” ungkap Sujatmiko.
Pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Malang ini merupakan kali ketiga yang digelar BNPT tahun ini setelah Bandung dan Semarang. Dan yang keenam sejak program ini digulirkan pada 2016 lalu.
Menurut Sujatmiko, penyebaran radikalisme dan terorisme di dunia maya sangat sulit untuk dikontrol. Karena itu diperlukan peningkatan kesadaran individu terhadap bahaya terorisme, terutama generasi muda. Dari situlah, pemerintah, melalui BNPT merangkul generasi muda sebagai mitra strategis atau duta damai dunia maya dengan membentuk jaringan untuk menyebarkan konten positif terutama di dunia maya dengan menggelar Pelatihan Duta Damai Duni Maya.
Sejak 2016, BNPT telah membentuk puluhan kelompok duta damai di lima provinsi, Sumut, Sulsel, Jakarta, DIY, Jabar, dan Jateng. Sejauh ini, duta damai telah memberikan kontribusi positif dan berpartisipasi aktif dalam pencegahan terorisme.
Selain itu, ungkap Sujatmiko, kegiatan ini untuk membentuk generasi muda dengan rasa nasionalisme tinggi sehingga tidak mudah terpapar paham radikalisme serta memberi wadah untuk menampung kreativitas anak muda dalam menyuarakan perdamaian di dunia maya dan dunia mata. Selain itu juga untuk menjalin kerjasama dengan generasi muda dalam pencegahan paham radikal terorisme, khususnya di dunia maya.
Ia melanjutkan bahwa kehadiran ISIS telah menandai lahirnya terorisme baru yang secara masif telah memanfaatkan dunia maya untuk melakukan propaganda, perekrutan, dan lain-lain. Mereka menggunakan dunia maya karena secara demografis dunia maya identik dengan generasi muda.
“Duta damai ini sifatnya independen, tidak terikat, dan akan terus berkoordinasi dengan duta damai lainnya untuk meramaikan dunia maya dengan konten positif,” tandas Sujatmiko.