JAKARTA – Generasi muda harus dilindungi dari upaya propaganda paham radikalisme yang akan memunculkan terorisme, karena mereka adalah calon penerus bangsa.
“Generasi muda sebagai pemegang masa depan Indonesia harus dilindungi dari paham radikalisme. Harus diupayakan juga upaya pencegahannya agar tidak setengah-setengah, tapi harus terus ditingkatkan mulai dari lingkungan rumah sendiri, sekolah, dan ajang pergaulan mereka. Kita semua tahu, generasi muda ini paling rentan untuk terkena ‘racun’ ini,” ujar mantan jawara balap Indonesia yang juga anggota Komisi X DPR RI Moreno Soeprapto, pada sebuah acara halal bihalal, Jumat (24/7/2015).
Menurut politisi Partai Gerindra ini, Indonesia sangat rentan dengan radikalisme, karena jaringan radikalisme dan terorisme masih ada meski sebagian besar kini para pelakunya sudah di dalam penjara. Apalagi saat ini, kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sangat gencar melancarkan propaganda di seluruh penjuru bumi, terutama melalui media sosial dan dunia maya.
“Kuncinya adalah pendidikan, baik pendidikan formal maupun agama sejak dari rumah sampai sekolah. Kalau generasi muda kita mendapat pendidikan umum dan agama yang baik, pasti otomatis paham radikalisme itu akan terbendung dengan sendirinya. Bahkan tidak hanya radikalisme dan terorisme, ancaman-ancaman paham negatif lainnya seperti narkoba bakal mentah dengan sendirinya,” imbuh pria kelahiran 4 November 1982 ini.
Moreno pun sepakat dengan upaya dan tindakan yang telah dilakukan pemerintah melalui berbagai lembaga seperti kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mencegah dan menanggulangi menyebarnya paham radikalisme dan terorisme di Indonesia. Selain itu, ia juga mengajak berbagai lembaga kepemudaan untuk aktif dalam pencegahan bahaya radikalisme dan terorisme tersebut.
“Kita sudah punya Pancasila sebagai senjata untuk memerangi paham radikalisme dan terorisme. Pancasila terbukti sudah menjadi alat pemersatu bangsa. Dengan semangat Pancasila marilah kita rapatkan barisan untuk membendung paham radikalisme dan terorisme demi keutuhan NKRI dan kedamaian di muka bumi ini,” tukas kekasih mantan Putri Indonesia Nadine Chandrawinata ini.
Hal yang sama diutarakan bintang iklan dan presenter Darius Sinathrya. Ia mengungkapkan bahwa generasi muda Indonesia harus pandai menyaring informasi yang bersumber dari dunia maya agar tidak mudah terpengaruh propaganda yang disebarkan oleh kelompok radikalisme dan terorisme. Hal itu karena kelompok-kelompok tersebut sangat pintar memainkan emosi seseorang dalam setiap propaganda yang disebarkan.
“Mereka sangat pintar untuk memainkan emosi sehingga ada ikatan awal yang dibangun melalui simpati, rasa iba, senasib sepenanggungan, yang akhirnya mendalami ideologi atau ajaran tersebut. Kalau sudah begitu orang yang sudah terkena ‘racun’ radikalisme dan terorisme akan terlibat dalam tindakan radikalisme dan terorisme yang banyak merugikan banyak orang,” ungkap Darius.
Darius menilai, adanya sosial media dan era digital yang ada sekarang ini memang informasi lebih cepat menyebar dan salah satunya dengan propaganda politik, ideologi apapun itu tidak ada batasnya. “Yang bahaya kalau informasi dari dunia maya itu tidak disadari malah mengarah ke terorisme,” ujar suami dari model dan presenter, Donna Agnesia ini.
“Apa yang dibuat BNPT sudah tepat. Karena memang harus ada yang melakukan kampanye atau propaganda damai juga. Karena kalau semua informasi di dunia maya bernuansa negatif dan tidak ada yang menetralisir tentunya akan sangat mudah rekrutmen itu terjadi,” pungkasnya.