Malang – Dua penguatan pendidikan karakter yang saat ini digembor-gemborkan yaitu digital literasi dan literasi media. Penguatan pendidikan karakter jangan hanya sebatas teori saja, apalagi di jaman now seperti sekarang ini digital literasi dan digital media itu berbeda dengan di jaman dulu
Hal tersebut dikatakan Kepala Sekolah SMA 3 Malang, Asri Widiap Sari, M.Pd, dalam sambutannya saat acara Seminar Nasional “Gerakan Sekolah Anti Radikalisme” di kalangan pelajar SMA/SMK sederajat di wilayah kota Malang. Seminar yang diikuti hampir 300 siswa ini digelar di Aula SMA Tugu, Malang, Kamis (19/4/2018).
“Gunakan digital itu untuk mengeksplor diri kalian untuk menjadi manusia Indonesia yang bermartabat. Etika dunia maya tolong dipelajari sehingga Digital Media nya mana berita yang hoax dan mana berita yang benar cari dulu sumbernya, jangan asal upload di media sosial,” ujar Asri.
Sebagai warga yang terpelajar dirinya meminta kepada para seluruh pelajar SMA untuk bisa memilah –milah informasi yang benar dan jelas sumbernya. Hal ini tentuny agar para generasi muda tidak mudah termakan hasutan, apalagi hasutan itu kalau propaganda dari kelompok radikal terorisme yang tentunya sangat berbahaya bagi generasi muda bangsa.
“Karena yang hadir ini adalah perwakilan OSIS, wakil dari taekwondo, wakil dari unit kegiatan siswa di sekolah masing-masing agar memberikan pengertian etika di dunia maya untuk di share ke teman-temannya sehingga tidak terjadi berita-berita yang tidak benar dan radikalisme,” ujanrya
Terkait masalah terorisme, dirinya meminta kepada kita semua untuk mempelajari agama dengan baik dan benar. Hal ini tentunya untuk kehidupan kita sebagai umat manusia supaya berjalan sesuai relnya. “Apalagi kita semua punya perbedaan-perbedaan yang intiya kita semua bisa maju bersama dan hebat demi kemajuan bangsa,” ujarnya mengakhiri
Sementara itu Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Malang, Drs Indri Ardoyo M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa para generasi muda diharapkan kedepannya nanti mampu menjadi motor penggerak pembangunan dalam masyarakat. Apalagi di era globalisasi sekarang ini banyak pengaruh-pengaruh negatif terhadap para pemuda generasi penerus bangsa.
“Karena isu negatif yang dapat mempengaruhi generasi muda seperti radikalisme dan terorisme dengan menggunakan berbagai sarana prasarana yang salah satunya adalah media sosial yang mana saat ini perkembangan zaman yang semakin meningkat sehingga banyak konten-konten atau akun-akun yang dapat mempengaruhi para generasi muda,” ujarnya.
Oleh karena itu dirinya meminta kepada semua generasi penerus untuk selalu waspada dan tidak terjebak dalam dalam ber media sosial. Karena kalau para generasi muda tidak waspada maka akan bisa terbawa arus paham atau ideologi yang menuntut pembaharuan sistem sosial dan politik dengan cara kekerasan dalam mencapai tujuannya.
“Karena mereka akan melakukan apa saja untuk mengambilnya seiring dikaitkan dengan menerapkan kelompok-kelompok ekstrim berbentuk radikalisme. Untuk mencegah tindakan radikalisme terorisme perlu melakukan tindakan preventif melalui penguatan peran posisi sekolah-sekolah,” ujarnya mengakhiri.