Jakarta – Generasi muda diminta untuk waspada radikalisme yang
disebarkan via digital, seperti media sosial (medsos). Pasalnya,
generasi muda adalah sasaran utama kelompok radikal untuk menyebarkan
paham radikal terorisme.
“Hati-hati di online. Kenapa yang menjadi sasaran utama empuknya
anak-anak kaum remaja dan perempuan? Mereka adalah generasi penerus
bangsa,” ucap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI
Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel MSi., dalam
keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu (18/11/2023).
Pernyataan Kepala BNPT itu disampaikan dihadapan santri di Pesantren
Terpadu Qoshrul Muhajirin dan para mahasiswa Universitas Siliwangi, di
Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (17/11/2023).
Menurut Rycko, kewaspadaan terhadap narasi permusuhan dan perpecahan
di dunia maya berkaitan erat dengan urgensi generasi muda menjaga
persatuan dan kesatuan demi masa depan Indonesia yang aman dan damai.
Rycko mengingatkan bahwa Indonesia dibangun dari berbagai perbedaan
suku, agama, ras, budaya, dan bahasa. Hal itu harus disadari oleh
generasi muda bahwa menerima perbedaan menjadi penting dalam praktik
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dirinya menilai, satu-satunya titik terlemah Indonesia adalah dengan
membuat generasi muda terpecah belah. Oleh karena itu, ia berpesan
agar para generasi muda terus memelihara persatuan dan kesatuan.
“Jaga persatuan dan kesatuan, jaga negeri ini dengan menjaga diri kita
masing masing. Jangan mau dipecah belah,” pesan Rycko
Ia memberi contoh kuatnya persatuan dan kesatuan melalui Sumpah Pemuda
1928. Ketika itu, kata Rycko, seluruh pemuda duduk bersama membangun
persatuan dan kesatuan yang berdampak besar bagi perjuangan para
pahlawan dalam melawan penjajah.
“Karena pada waktu kita sendiri-sendiri, kita tidak bisa melawan
penjajah. Para pemuda membangun persatuan dan kesatuan melalui Sumpah
Pemuda, dengan berbagai perbedaan kita satukan, negara ini menjadi
kuat. Indonesia ada karena ada persatuan dan kesatuan,” ucapnya.
Selain itu, Kepala BNPT juga mengingatkan generasi muda untuk waspada
jika ada sekelompok oknum yang menggunakan ujaran kebencian dan
mengarah kepada kekerasan dengan mengatasnamakan agama.
“Tidak satu pun di dunia ini yang mengajarkan tentang kekerasan. Semua
agama mengajarkan tentang kebaikan, cinta kasih, rahmatan lil alamin,
perdamaian dan kemanusiaan,” imbuh Rycko.