Batulicin – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mengadakan kegiatan Go To School Aksi Sinergitas Merah Putih sebagai upaya memperkuat kewaspadaan pelajar terhadap bahaya radikalisme dan separatisme.
Kepala Bakesbangpol Tanah Bumbu, Nahrul Fajeri, mengatakan bahwa program ini menjadi bagian dari strategi pembentukan karakter kebangsaan generasi muda agar mampu membentengi diri dari ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. “Penguatan karakter penting sebagai tameng menghadapi paham radikal maupun gerakan yang mengancam keutuhan negara,” ujarnya di Batulicin, Minggu (7/12/2025).
Menurut Nahrul, program tersebut dirancang sebagai ruang kolaborasi lintas sektor untuk menanamkan wawasan kebangsaan dan ketahanan diri di kalangan pelajar. Sekolah, kata dia, merupakan tempat strategis untuk melakukan penanaman nilai-nilai tersebut secara terarah dan sistematis.
“Generasi muda adalah garda terdepan penjaga NKRI. Karena itu, mereka harus dibekali pemahaman yang benar tentang Pancasila, hukum, serta ancaman radikalisme, intoleransi, hingga narkoba,” jelasnya.
Melalui sinergi berbagai pihak, penyampaian materi dalam kegiatan ini disusun secara menyeluruh. Literasi digital dan perlindungan anak turut menjadi fokus, mengingat meningkatnya penggunaan media sosial di kalangan remaja.
Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa yang mengikuti sesi interaktif terkait nilai-nilai kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta pentingnya menjaga keutuhan NKRI.
Dari unsur TNI, perwakilan Kodim 1022/TNB memberikan pemahaman mengenai peran generasi muda dalam menumbuhkan semangat cinta tanah air dan meningkatkan kedisiplinan. Sementara itu, narasumber dari Polres Tanah Bumbu membahas kesadaran hukum dan bahaya narkoba, agar pelajar memahami konsekuensi dari tindakan yang dapat merugikan masa depan mereka.
Dinas P3AP2KB turut menekankan pentingnya perlindungan anak dan mengenali berbagai bentuk kekerasan yang mungkin terjadi di sekolah ataupun lingkungan keluarga. Para siswa didorong untuk berani melapor jika mengalami atau melihat tindakan yang merugikan.
Adapun Dinas Kominfosp mengingatkan pentingnya sikap bijak dalam bermedia sosial. Materi mencakup etika digital, keamanan data pribadi, serta dampak serius dari hoaks maupun ujaran kebencian yang berpotensi memicu konflik sosial.
Isu radikalisme dan intoleransi juga menjadi fokus utama. Para narasumber mengajak pelajar menumbuhkan sikap saling menghormati perbedaan dan menolak ajaran yang dapat merusak persatuan bangsa sejak dini.
Nahrul menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah proaktif pemerintah daerah dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan era digital. “Pembentukan kesadaran sejak dini sangat penting mengingat derasnya arus informasi yang bisa mempengaruhi karakter dan masa depan mereka,” tutupnya. (RF)
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!