Padang – Seratusan generasi muda di Padang, Sumatera Barat, Kamis (13/9/2018), digalang untuk ikut kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat. Para milenial ini akan dikenalkan bagaimana bermedia sosial secara lebih positif.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat, Zaim Rais, dalam sambutan di pembukaan kegiatan mengatakan, bukan rahasia jika media sosial saat ini sudah turut serta dimanfaatkan oleh jaringan pelaku terorisme dalam aksinya. Dibutuhkan langkah pencegahan agar masyarakat, khususnya generasi muda, terhindar dari keterlibatan di kejahatan terorisme.
“Apa yang kita laksanakan hari ini adalah upaya membentengi, mencegah, agar penyebarluasan radikalisme dan terorisme melalui media sosial tidak memapar ke masyarakat,” kata Zaim.
Zaim menambahkan, peserta kegiatan ini adalah generasi muda yang dalam kesehariannya tidak lepas dari penggunaan media sosial. Melalui upaya pembentengan ini, masyarakat diharapkan mampu terhindar dari pemanfaatan media sosial secara negatif, di antaranya ikut menyebarluaskan paham radikal terorisme, meskipun dilakukan secara tidak sengaja.
Kasubdit IV Intelkam Polda Sumatera Barat, Ajun Komisaris Besar Sri Wibowo, dalam sambutan mewakili Kapolda Sumatera Barat, mendukung dilaksanakannya literasi digital yang diharapkan mampu meredam radikalisme dan terorisme di wilayah Sumatera Barat.
“Belum lama ini ada delapan terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Sumatera Barat, meskipun beberapa di antaranya kembali dibebaskan karena tidak cukup bukti keterlibatannya. Ini menunjukkan ancaman terorisme itu ada, dan dibutuhkan langkah pencegahan,” ungkap Sri.
Sementara Kepala Sub Direktorat Pengamanan Lingkungan BNPT, Kolonel Rahmad Suhendro, dalam sambutan mewakili Direktur Pencegahan BNPT, menyebut terorisme saat ini masih menjadi ancaman nyata bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak peristiwa penyerangan terhadap Markas Komando Brigadir Mobil di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, hingga kini sudah ada 353 terduga teroris yang diamankan.
“Aparat keamanan terus bergerak melakukan langkah penindakan, memastikan terorisme tidak terus tumbuh. Akan tetapi penindakan saja tidak cukup, harus ada upaya pencegahan di masyarakat,” kata Rahmad.
Kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat, lanjut Rahmad, adalah salah satu bentuk langkah pencegahan. Hal ini diakuinya penting untuk dilakukan, khususnya menyikapi peredaran informasi bohong yang semakin meresahkan, yang beberapa di antaranya disusupi kepentingan penyebarluasan paham radikal terorisme.
“Beberapa waktu lalu rame diberitakan ada video uang menggambarkan jenazah Imam Samudra masih segar, dia mati syahid. Itu jelas bohong, karena keluarga Imam Samudra juga membantah. Tapi masalahnya video semacam itu akan terus ada, dan masyarakat harus dicerdaskan agar tidak tertipu,” pungkas Rahmad. [shk/shk]