Bandung – Ketua DPW PKB Jawa Barat, Syaiful Huda mengapresiasi gagasan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mencetak satu desa satu hafiz Al Quran. Menurutnya, program tersebut sangat jitu untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sekaligus menangkal radikalisme.
Menurut Huda, secara keilmuan satu desa satu hafiz menjadi cara untuk mencetak mubaligh inklusif. Namun, dibalik itu seorang hafiz secara tidak langsung menempa kepribadiannya agar lebih berkarakter sesuai dengan tuntunan Al Quran.
“Pasti ada dampaknya, dengan kaderisasi hafiz quran bisa menjadi upaya untuk meningkatkan mental karena siapapun yangvmengkaji islam dengan mendalam, karena rata-rata seorang hafiz akan mendalami ayat al quran pastibakan menghasilkan regenerasi secara akhlak, mental dan karakter sangat bagus dan hari ini itu yang sangat dibutuhkan,” kata Huda kepada wartawan, Minggu (11/11).
Huda melanjutkan, di tataran dunia pendidikan program hafiz sudah lebih dulu menjadi salah satu jalur khusus untuk menempuh jenjang pendidikan. Praktis, dengan menekankan satu hafiz di satu desa memberikan peluang bagi remaja di pedesaan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
“Ini sekaligus memecah telur beberapa perguruan tinggi beberapa perguruan tinggi salah satu syaratnya ketika itu ada siswa yang sudah bisa hafal 15 juzz dan sebagainya ada jalur khusus yang akan diterima oleh perguruan tinggi bersangkutan. Setahu saya udah tiga tahun kebijakan ini diterapkan di kampus umum relatif quotanya belum maksimal. Karena sesungguhnya di perguruan tinggi umun quotanya masih banyak,” bebernya.
Apabila program tersebut mampu mendongkrak remaja pedesaan untuk masuk ke perguruan tinggi, Huda menilai hal tersebut menjadi investasi berharga. Sebab, kata dia, bakal menciptakan motor pertembuhan dan perkembangan desa.
“Ini mobilisasi sosial ketika anak desa ini jadi hafiz bisa sekolah bisa kuliah, dan setelah kuliah ini pengetahuannya semakin komprehensif wawasannya tidak hanya ilmu agama, tapi juga pengetahuan yang lain, ada mobilisasi dahsyat mungkin 10-15 tahun ke depan kita akan melihat wajah-wajah di desa ini terjadi perubahan luar bisa,” jelasnya.
Lebih lanjut Huda menegaskan bahwa program satu desa satu hafiz ini merupakan salah satu cara untuk menangkal paham radikalisme. Sebab, pembelajaran Al Quran dikaji secara menyeluruh.
“Radikalisme lahir karena pemahaman agama yang dangkal. Pemahaman yang dangkal karena tidak komprehensif menafsirkan al quran,” pungkasnya.