Gagal Di Irak dan Suriah, Teroris ISIS Serbu Afghanistan

Afghanistan – Setelah mengalami kegagalan di Irak dan Suriah, kelompok teroris Islamic State Iraq and Syria (ISIS) menyerbu Afghanistan. Dari laporan yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (19/9/2017), saat ini kelompok teroris ISIS sudah terdapat ditujuh provinsi di Afghanistan. Tahun lalu kegiatan ISIS hanya ada disatu provinsi saha

Kehadiran ISIS yang menjadikan Afghanistan sebagai daerah perang yang baru, memicu keresahan di negara itu. Sebelumnya, sudah ada perang untuk memperebutkan wilayah antara pasukan Afghanistan dengan gerilyawan Taliban yang semakin sengit pada 2017, dan meningkatnya serangan oleh militan Negara Islam di Provinsi Khorasan, atau ISK-P.

Menurut catatan Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), gangguan keamanan yang meluas di Afghanistan tidak hanya ditandai dengan meningkatnya serangan terhadap pusat-pusat distrik, namun juga meningkatnya dua kali lipat serangan Negara Islam Khorasan menjadi lebih dari 230 pada paruh pertama tahun ini.

Sampai paruh pertama tahun 2016, ISK beroperasi di provinsi Nagarhar timur. Pejabat militer AS dan Afghanistan, berulang kali mengklaim bahwa ISIS masih terbatas di beberapa distrik selatan Nangarhar dan beberapa bagian provinsi Kunar yang bersebelahan. Mereka menyatakan operasi kontra-terorisme darat dan udara tanpa henti telah membunuh ratusan militan dan mengurangi wilayah kekuasaannya dalam beberapa bulan terakhir.

OCHA juga melaporkan bahwa eskalasi pertempuran di Afghanistan membuat lebih dari 50.000 warga sipil mengungsi pada Agustus 2017. Ini adalah pengungsian bulanan yang terbesar pada tahun ini. Pengungsian itu terjadi karena militan pimpinan Taliban menyerang atau berusaha merebut kontrol atas setidaknya delapan pusat distrik di tujuh provinsi Afghanistan selama bulan tersebut.

Dari Januari sampai akhir Juli 2017, kelompok bersenjata anti-pemerintah telah menyerang dan menguasai belasan pusat distrik di sekitar Afghanistan. Pasukan keamanan Afghanistan sudah berhasil merebut kembali hanya dua distrik yaitu, Qala-e-Zal dan Sangin di utara Kunduz dan provinsi Helmand selatan.

Kantor Urusan Kemanusiaan PBB itu menyebutkan bahwa korban sipil Afghanistan telah meningkat ke angka tertinggi pada tahun ini dan meminta pihak yang berperang untuk memastikan perlindungan bagi warga sipil. Namun, permusuhan diperkirakan akan memanas setelah Presiden Donald Trump mengumumkan strategi baru bulan lalu untuk mengalahkan Taliban. Yang pasti, dua serangan udara pasukan internasional pada 28 dan 30 Agustus telah menewaskan setidaknya 28 warga sipil dan melukai 16 lainnya, semuanya perempuan dan anak-anak.