Jakarta – Adanya beberapa pesantren yang diindikasi menyebarkan paham radikalisme membuat sebagian besar pesantren berniat untuk mengadakan dialog dalam upaya pencegahan paham radikal yang mengarah kepada terorisme di lingkungan pesantren.
Salah satunya dari Forum Pesantren Alumni Gontor (FPA-Gontor) yang siap membantu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk bersama-sama mengadakan dialog dalam rangka menanggulangi penyebaran paham radikalisme di lingkungan pesantren.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum FPA Gontor DR. KH Zulkifli Muhadli, SH, MM bersama beberapa pimpinan pondok pesantren (Ponpes)yang juga merupakan alumni Gontor saat melakukan audience dengan pihak BNPT di Kantor BNPT, komplek Indonesian Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Kab. Bogor, Jumat (4/3/2016).
“Tentunya kami sangat membuka ruang bagi pihak BNPT untuk bersama-sama kami dalam rangka melakukan dialog dengan para santri, guru ataupun pengasuh di lingkungan pesantren kami dalam upaya melakukan pencegahan paham radikalisme di lingkungan pesantren,” ujar DR. KH Zulkifli Muhadli, SH, MM, yang juga merupakan pimpinan Ponpes Al-Ikhlas Taliwang Sumbawa Barat
Dalam kesempatan tersebut DR KH Zulkifli Muhadli, SH, MM juga didampingi pimpinan ponpes Nurul Bayan Lombok Utara, pimpinan ponpes Dae El-Azhar Rangkas Bitung, pimpinan ponpes Darul Qalam Gintung Balaraja, pimpinan ponpes Darunnajah Jakarta.
Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI. Abdul Rahman Kadir beserta Sekretaris Utama (Sestama) BNPT, Mayjen TNI R. Gautama Wiranegara berkenan menerima rombongan tersebut mewakili Kepala BNPT, Komjen Pol Saud Usman Nasution yang sedang ada kegiatan di luar kantor.
Dalam kesempatan tersebut Abdul Rahman Kadir mengatakan bahwa selama ini pihaknya mengaku masih kesulitan untuk dapat melakukan kerjasama dalam melakukan pencegahan paham radikalisme di lingkungan pesantren.
“Tentunya kami tidak dapat bekerja sendiri dalam upaya merangkul elemen-elemen masyarakat di kalangan pesantren. Karena bapak-bapak sendiri tentunya tidak dapat menjamin apakah pesantren yang bapak pimpin terbebas dari paham radikalisme ataupun kelompok,” ujar Deputi I sambil disambut tawa pimpinan ponpes yang hadir
Karena menurut Deputi I, mungkin saja di dalam lingkungan pesantren tersebut mungkin saja ada santri, mantan alumnu santri, guru atau mungkin pengasuhnya yang terindikasi terlibat dengan jaringan kelompok radikal.
“Untuk itu kami berharap dari para alumni Gontor ini untuk memfasilitasi kami untuk bisa menyasar ke pesantren yang bapak pimpin dalam upaya kami melakukan pencegahan paham tersebut. Dan jika perlu kami juga diperkenalkan ke pesantrean-pesantren lain juga,” ujar mantan Danrem 074/Wirastratama Solo ini.
Deputi I mengatakan bahwa hubungan itu terkadang kalau tidak ada tali silaturahim akan sulit dalam mewujudkan suatu kebersamaan. Tentunya dengan adanya keterbukaan dari pihak FPA-Gontor tersebut merupakan hal yang bagus sehingga BNPT dapat melakukan kegiatan bersama. Karena selama ini yang datang ke BNPT terdiri banyak dari elemen-elemen masyarakat.
“Karena ini merupakan salah satu bagian yang perlu kami ajak untuk kami gandeng dalam rangka kegiatan deradikalisasi dan kontra radikalisasi yang paling bagus untuk membantu kita ke masyarakat,” ujar alumni Akmil 1984 ini.
“Tentunya kita malah senang dengan adanya pihak Forum Pesantren Alumni Gontor ini, sehingga mau memfasilitasi kita bergandengan tangan ke masyarakat. Begini ini yang selama ini kita susah dapatkan. Bapak-bapak datang kesini buat kami alhamdulillah,” ujarnya
Terkait adanya dugaan pesantren yang menyebarkan paham radikal menurut Abdul Rahman Kadir, itu dikarenakan masing-masing pihak baik dari pihak pesantren dan BNPT melihat dari sisi dan sudut pangdang yang berbeda dan sendiri-sendiri.
“Dengan bertemu ini tadi jadi mengerti. Dari pihak pesantren melihat oh ternyata dari sisi ini BNPT melihat pesantren yang disinyalir menyebarkan paham radikal. Dan dari kami BNPT melihat pesantren yang selama ini kita sinyalir ternyata sebenarnya seperti ini. Setelah saling menjelaskan dan ternyata, oke kita bersama-sama memerangi paham radikalisme bersama,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Komandan Satuan 81/Penanggulangan Teror Kopassus ini mengakhiri.