Bandung – Forum Persaudaraan Hijrah Wasathiyah (FPHW) mendeklarasikan
diri menolak radikalisme, terorisme, serta intoleran. FPHW pun siap
menjaga keutuhan kesatuan, kerukunan umat masyarakat NKRI, perpegang
teguh kepada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Pancasila serta hukum
yang berlaku di Indonesia.
Pengurus FPHW Adi Kurdi, menyatakan radikalisme, terorisme maupun
intoleran, sangat berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), apalagi jelang pelaksanaan Pemilu 2024.
“Menganggap umat Islam selain golongannya adalah kafir. Ini berbahaya,
ini radikalisme, ini paham radikalisme,” ujar Adi Kurdi di Kota
Bandung, akhir pekan ini.
FPHW juga, meminta Pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI),
untuk tidak memberikan ruang bagi kelompok yang disinyalir dapat
memecah belah bangsa.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mendorong MUI untuk melakukan
kajian dan mengidentifikasi setiap kelompok yang diduga berpaham
radikal, supaya segera ditindaklanjuti dan dilarang aktivitasnya di
Indonesia guna menjaga keutuhan dan kondusivitas masyarakat.
“Kami juga mengapresiasi MUI dan berharap agar ada tindakan yang dapat
dilakukan, terhadap kelompok-kelompok seperti ini,” katanya.
Pada kesempatan itu juga, jelang Pemilu 2024, FPHW meminta agar para
pasangan Capres dan Cawapres, baik Prabowo-Gibran, Anies-Muhaimin dan
Ganjar-Mahfud mewaspadai kelompok-kelompok yang diduga berpaham
radikalisme maupun intoleran masuk dalam suksesi pemenangan.
Adi mengatakan, pihaknya melayangkan surat terbuka kepada Presiden RI
Joko Widodo dan Wapres Ma’aruf Amin. FPHW berharap, Presiden Joko
Widodo maupun jajarannya, agar tidak menghadiri kegiatan-kegiatan yang
dilakukan kelompok-kelompok terduga pelaku penyimpangan.
“Kami akan mengirimkan surat terbuka kepada presiden, untuk tidak
menghadiri kegiatan mereka,” katanya.