FKUB Kabupaten Sukabumi Minta Tokoh Lintas Agama Bumikan Moderasi Beragama

Sukabumi – Forum Kerukunanan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukabumi
menggelar Saresehan Tokoh Agama untuk Penguatan Moderasi Beragama di
Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, pada Rabu (2/10).

Ketua FKUB Kabupaten Sukabumi, Daden Sukendar dalam sambutannya
mengatakan bahwa saresehan tersebut bertujuan untuk membumikan paham
moderasi beragama.

Karena menurutnya, dengan menggali nilai-nilai universal, seperti
kasih sayang, perdamaian, dan kesetaraan. Maka, kata dia, benang merah
dari setiap perbedaan akan saling menguatkan terhindar dari paham
ekstrimisme.

“Moderasi beragama bukan hanya untuk islam, karena sikap ekstrimis ada
di setiap agama. Bagaimana mempertahankan negara dan keberagamaan kita
sesuai dengan sikap wasathiyah,” ucap Kang Dasuk, sapaan akrab Daden
Sukendar.

Pria yang juga terpilih sebagai salah satu dari 150 Instruktur
nasional moderasi beragama di Indonesia ini, mengajak kepada seluruh
elemen khususnya tokoh agama untuk melakukan (Mainstraming)
mengarusutamakan paham ini.

“Dalam surat alfaatihah kita harus bisa seperti apa yang sudah Allah
tauladankan kepada kita, yakni seperti pengasih dan penyayang,”
terangnya.

Meski, kata dia, manusia tidak akan sampai pada titik sempura, karena
yang sempurna hanya milik Allah, paling tidak ada upaya untuk
menginternalisasi sikap tersebut dalam laku hidup keseharian.

“Kemudian dalam kitab nasoihul ibad manusia diperintahkan, kasih
sayangilah semua yang ada di bumi, niscaya di langit semuanya akan
menyayangi kita,”

Itulah kata Kang Dasuk, diantara nilai universal yang perlu
dipraktekan dalam keseharian. Semangat itu, tegas dia, tidak hanya
tertulis, tapi harus diinternalisasi,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kemenag Kabupaten Sukabumi, Dadang
Ramdani menyebut bahwa kerukunan tanpa moderasi itu kurang efektif.
Karena itu, ia bersyukur segala masalah di Sukabumi biasa diatasi
dengan cepat.

“Dalam penanganan kerukunan, kita dituntut untuk menyatukan seluruh
komponen umat, khususnya tokoh beragama di tengah dinamika yang
terjadi. Potensi ini senatiasa bisa dikomunikasian, dimusyawarahkan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau
keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil
tanpa seizin redaks