Bali – Program Studi Ilmu Komunikasi Hindu, Jurusan Dharma Duta, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja bekerjasama Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Buleleng menyelenggarakan diskusi publik bertemakan “Moderasi dalam Aksi, Generasi Muda dan Pemilu Damai” bertempat di Pusat Layanan Unit Terpadu (PLUT) Buleleng.
“Kami ingin mengajak generasi muda untuk turun andil dalam Pemilu untuk menggemakan spirit moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat menjelang Pemilu yang sudah dekat,” kata Ketua Jurusan Dharma Duta, Nyoman Suardika, S.Ag., M.Fil.H, belum lama ini.
Ia menjelaskan, tujuan pelaksanaan diskusi adalah semakin mendekatkan generasi muda dengan pemahaman moderasi beragama, terlebih menjelang Pemilu yang sangat rentan akan isu polariasi dan politik identitas.
Suardika memaparkan, sebagai sebuah program, moderasi beragama dapat dimaknai sebagai upaya memoderasi penganut agama, agar dalam memahami dan mengamalkan ajaran agamanya tidak terjebak pada dua kutub ekstrem, baik yang terlalu ketat atau yang terlalu longgar.
“Moderasi beragama penting untuk diejewantahkan dalam laku dan kehidupan kita bermasyarakat. Utama untuk kalangan anak muda yakni generasi milenial dan gen z,” papar dia.
Sementara itu, diskusi publik mengundang tiga tokoh dari berbagai kalangan yakni Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Dr. Drs. I Gede Made Metera, M, Si, Komisioner KPU Buleleng, Putu Arya Suarnata, S.Pd., M.Pd dan akademisi STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Dr. I Made Bagus Andi Purnomo, M.Pd.
Dalam pemaparannya, Dr. Drs. I Gede Made Metera, M, Si mengungkapkan pentingnya anak muda untuk turut serta memahami dan mengamalkan moderasi beragama pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, anak muda harus terus mengupdate diri untuk menjadi pribadi lebih baik dan matang untuk mengisi pembangunan.
“Meskipun saya sudah berusia tua, tetapi saya masih memiliki semangat muda seperti saudara-saudara. Hal tersebut yang harus ditiru dan anak muda harus selalu bersemangat mengupgrade diri,” papar dia.