Palu – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah menggencarkan pendekatan lunak untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyebaran intoleransi, radikalisme dan terorisme.
“Kegiatan-kegiatan lunak menjadi satu pendekatan yang dilaksanakan oleh BNPT melalui FKPT yang tujuannya menangkal tumbuh dan berkembangnya radikalisme,” kata Ketua FKPT Provinsi Sulawesi Tengah, Dr Muhd Nur Sangadji, di Palu, Senin (8/5/2023).
Nur Sangadji mengemukakan dalam penanggulangan radikalisme, BNPT tidak hanya mengedepankan penindakan, tetapi juga menggencarkan pendekatan lunak atau kegiatan-kegiatan soft yang dalam pelaksanaannya melibatkan FKPT di daerah.
Untuk wilayah Sulteng, ujar dia, salah satu kegiatan lunak yang akan dilaksanakan oleh BNPT melalui FKPT Sulteng yaitu pengembangan dan pelestarian kearifan lokal di masing-masing desa guna mencegah radikalisme.
Pengembangan dan pelestarian kearifan lokal itu, ujar dia, dilakukan melalui kegiatan bertajuk “Kenal, peduli diri dan lingkungan desa (Kenduri)”.
“Hal ini untuk membangun desa aman dan damai, tanpa intoleransi dan radikalisme. Karena kearifan lokal menjadi perekat kemajemukan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini akan dilaksanakan pada Agustus 2023 di Kabupaten Sigi yang dalam teknisnya juga melibatkan pemerintah daerah tingkat provinsi, kabupaten dan desa. Bahkan, melibatkan stakeholder terkait antara lain TNI dan Polri, dan seluruh komponen masyarakat serta pemuda.
Lebih lanjut dia mengatakan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, di mana memiliki berbagai suku dan budaya di dalamnya, kearifan lokal membantu membentuk karakter serta perekat persatuan pada bangsa ini sejak dahulu kala.
“Kearifan lokal dapat berfungsi menjadi penyaring bagi nilai-nilai dari luar yang kurang sesuai dengan kultur budaya bangsa,” katanya.