JAKARTA – Langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membentuk Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di setiap provinsi dinilai efektif membendung dan mencegah penyebaran paham radikalisme dan kemungkinan terjadinya tindakan terorisme.
FKPT dinilai sebagai upaya nyata Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam pencegahan terorisme di Indonesia. Yang pasti, adanya FKPT di setiap provinsi, upaya pencegahan terorisme bakal lebih efektif dan memasyarakat. Sejauh ini BNPT telah membentuk kepengurusan FKPT di 28 provinsi di Indonesia. Rencananya masih ada lima provinsi yang akan dibentuk FKPT.
“Saya rasa tentu tujuan dibentuknya FKPT ini sangat baik sekali sebagai langkah preventif untuk pencegahan terorisme yang ada di daerah-daerah. Karena sepengetahuan saya para pelaku teror ini juga sering berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah lain,” ujar Wakil Sekjen domisioner PBNU Adnan Anwar saat dihubungi Jumat (21/8/2015).
Menurut Adnan, FKPT bisa menjadi partner yang ideal bagi BNPT dalam menjalankan program-program pencegahan terorisme. Ia berharap, para pengurus FKPT ini dapat segera berperan aktif dalam upaya melakukan pencegahan paham radikalisme yang mengarah kepada terorisme kepada masyarakat setempat.
“Yang pasti, program-program dialog dan sosialisasi pencegahan paham radikalisme dan terorisme yang telah dilakukan BNPT harus terus dilakukan, bahkan kalau bisa sampai ke pelosok-pelosok. Saya juga menyarankan dalam kepengurusan FKPT serta sosialisasi juga dilibatkan para tokoh masyarakat setempat, mulai dari unsur pemerintah, tokoh agama, pendidikan, dan tokoh-tokoh lainnya. Jadi tidak harus mengandalkan dari BNPT atau aparat keamanan setempat dalam melakukan pencegahan,” tutur Adnan.
Selama ini, Adnan menilai, para pelaku ataupun penyebar paham radikalisme dan terorisme kebanyakan berkedok agama dan menganggap orang lain yang berada di luar kelompok mereka adalah salah. “Untuk itu peran FKPT dalam mengadakan pendekatan kepada masyarakat setempat harus secara lembut atau soft. Didekati dengan baik dan disadarkan. Cara soft yang diterapkan BNPT selama ini bagus dan harus dilakukan oleh FKPT. Yang penting bagaimana paham radikal itu tidak menyebar ke dalam masyarakat terutama kalangan generasi muda,” katanya.
Hal senada diungkapkan Pengamat Intelijen Dr Wawan Hari Purwanto. “Adanya FKPT itu sangat efektif dan bagus untuk lebih dekat dengan masyarakat. Artinya, BNPT bisa menjadikan FKPT sebagai kepanjangan tangan dalam mensosialisasikan program penanggulangan dan pencegahan terorisme sampai ke daerah-daerah. Bahkan kalau bisa tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga di tingkat dua, kecamatan, sampai ke tingkat desa,” ujar Wawan.
Seperti diketahui, BNPT telah membentuk 28 FKPT di seluruh indonesia. BNPT Bengkulu menjadi provinsi terakhir yang dikukuhkan oleh Kepala BNPT Drs Saud Usman Nasution. Setelah FKPT Bengkulu, rencananya BNPT akan segera mengukuhkan FKPT Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Bangka Belitung. Selain pengukuhan FKPT Bengkulu, juga digelar Dialog Pencegahan Paham ISIS dengan menghadirkan narasumber mantan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Prof Dr Nasaruddin Umar dan pengamat dan mantan pelaku teroris Nasir Abbas.
Menurut Wawan Purwanto, keberadaan FKPT ini akan membuat ruang gerak pelaku terorisme akan semakin sempit. Dia juga mengingatkan pentingnya deteksi dini dalam pencegahan terorisme tersebut. Ia yakin dengan adanya kerjasama erat pusat (BNPT) dengan daerah (FKPT) akan lebih memudahkan langkah antisipasi pencegahan terorisme tersebut.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2015/08/21/337/1200289/fkpt-langkah-efektif-tanggulangi-terorisme