Manila – Militer Filipina pada Senin menyelamatkan seorang pria Inggris dan istrinya dari cengkraman kelompok militan yang terkait ISIS. Pasangan itu disandera hampir dua bulan dari tempat peristirahatan mereka di selatan Filipina. Pasukan menemukan kedua pasangan tersebut setelah baku tembak dengan pihak bersenjata dari kelompok Abu Sayyaf di Jolo.
“Ada baku tembak singkat, namun mereka kemudian meninggalkan pasangan tersebut setelah dikuasai pasukan pemerintah. Para sandera tidak mengalami luka,” kata Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, seperti dikutip dari AFP, Senin (25/11).
Juru bicara militer regional Arvin Encinas mengatakan, tidak ada uang tebusan yang dibayarkan. Kedutaan Inggris di Manila mengonfirmasi penyelamatan Alan dan Wilma Hyron. Pihak kedutaan mengatakan, “kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan pihak berwenang Filipina”.
Orang-orang bersenjata menculik pasangan itu pada 4 Oktober di resor pantai di pulau selatan Mindanao.
Selama ini kelompok separatis memimpin pemberontakan selama puluhan tahun di selatan Filipina yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Perlawanan itu telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang.
Sementara pemerintah telah menegosiasikan perdamaian dengan kelompok terbesar, Front Pembebasan Islam Moro.
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman bunuh diri terhadap misa Minggu pada Januari di sebuah gereja katedral Katolik di Jolo yang menewaskan 21 orang dalam serangan terburuk negara itu dalam beberapa tahun.
Pihak berwenang menyalahkan pengeboman terhadap Abu Sayyaf, yang sebagian mendanai kekerasannya dengan pembayaran uang tebusan.
Nasib baik tidak selalu dialami sandera. Pengamat burung Belanda Ewold Horn, yang diculik pada 2012 di Filipina selatan, terbunuh pada Mei dalam baku tembak antara penculik Abu Sayyaf dan militer.