Jakarta – Pemerintah Indonesia masih terus melakukan komunikasi dengan pemerintah Filipina terkait klaim bahwa pengebom Katedrol Jolo di Provinsi Sulu, Filipina, adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan bahwa klaim itu masih belum pasti.
Baca juga : Pemerintah Filipina Klaim Pengebom Katedral Jolo WNI
“Kami masih terus berkomunikasi dengan otoritas Filipina untuk memastikan identifikasi kebenaran pernyataan pengebom Katedral Jolo pasangan WNI,” ujar Menlu Retno dikutip dari laman detik.com, Sabtu (22/1/2019).
Menlu menjelaskan, dari informasi yang diperoleh, identifikasi pelaku itu belum terkonfirmasi. Pasalnya saat ini, masaih dilakukan investigasi dan identifikasi.
Retno tidak mau berandai-andai jika pelaku bom bunuh diri itu benar merupakan WNI. Dia mengatakan saat ini yang menjadi prioritas ialah mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri.
“Kita masih hipotesis, apakah betul dia adalah WNI. Itu yang perlu kita ketahui lebih dahulu,” ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ao sebelumnya mengatakan dua pelaku serangan bom bunuh diri di gereja Katolik Pulau Jolo adalah pasangan WNI. Serangan itu menyebabkan 22 orang tewas dan 100 lainnya luka-luka.
Menurut Ao, kedua palaku dibimbing oleh kelompok Abu Sayyaf. Tujuan pasangan itu menurutnya, adalah memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan bom bunuh diri.