Washington – Biro Penyidik Federal Amerika (the Federal Bureau of Investigation/FBI) telah melakukan lebih dari 300 penyelidikan terhadap aksi-aksi teroris domestik sejak akhir Mei, dan telah menangkap hampir 100 tersangka di kota Portland, di negara bagian Oregon.
Jaksa Kawasan distrik utara negara bagian Texas, Erin Nealy Cox adalah satu dari dua kepala Satuan Tugas Departemen Kehakiman yang baru dibentuk untuk menyelidiki orang-orang yang diperkirakan “ekstremis anti-pemerintah.”
Dikutip dari Voaindonesia, Cox mengatakan kepada anggota Kongres bahwa penyelidikan itu dimulai pada 28 Mei, tiga hari setelah George Floyd, warga kulit hitam Amerika meninggal dalam tahanan polisi di kota Minneapolis. Kematiannya memicu serangkaian unjuk rasa besar-besaran di seluruh Amerika.
Cox mengatakan kepada Komite Kehakiman Senat bahwa penyelidikan tidak termasuk kemungkinan adanya pelanggaran HAM atau kejahatan dengan kekerasan yang terkait dengan aksi-aksi kerusuhan sipil.
Jaksa Agung William Barr mengumumkan pembentukan satuan tugas itu akhir Mei dan mengatakan, “orang-orang ekstremis anti-pemerintah telah melakukan aksi-aksi kekerasan yang tidak bisa dibenarkan, yang bertujuan mengganggu ketertiban umum.”
Pemimpin satuan tugas lainnya, Craig Carpento, jaksa pada distrik negara bagian New Jersey mengatakan, satuan tugas itu terdiri dari jaksa-jaksa dan agen FBI, dan ditugaskan untuk mengumpulkan informasi tentang orang-orang ekstremis anti-pemerintah, serta jaringan dan gerakan mereka.
Dalam rapat dengar pendapat dengan komite itu, Cox mengatakan, kelompok manapun, lepas dari nama mereka, kalau mereka bersikap anti-pemerintah dan bertindak dengan kekerasan akan diselidiki. Namun, tambahnya, “jika orang-orang atau kelompok itu adalah kelompok supremasi kulit putih yang terlibat kegiatan geng atau narkoba, itu bukan bagian tugas kami.”
Senator Dick Durbin dari Partai Demokrat minta penjelasan Cox mengatakan Departemen Kehakiman tidak lagi menyelidiki kasus-kasus yang menyangkut kelompok supremasi kulit putih sebagai bagian dari aksi teroris domestik. Cox menjawab ia tidak tahu.