Fatwa Jihad ISIS Tak Sesuai Nilai-nilai Islam

Jakarta – Fatwa jihad di bulan Ramadan oleh kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dinilai sebagai jihad yang salah dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Jihad ISIS penuh kekerasan dan kebrutalan, padahal Islam adalah agama yang rahmatan fil alamin (penuh rahmat dan memberi kesejahteraan), bukan agama kekerasan.

“Fatwa jihad ISIS tidak sesuai dengan nilai nilai Islam. Nilai agama seharusnya mengacu pada nilai yang penuh kasih, toleran dan transformatif. ISIS mengajarkan kebencian dan kekerasan atas nama agama,” ujar KH Maman Imanulhaq, anggota Komisi VIII DPR RI saat dihubungi, Rabu (1/7/2015).

Kiai Maman mengatakan bahwa jihad ala ISIS itu mempunyai perspektif yang sempit, anti perbedaan, bahkan anti dialog. Tidak sesuai dengan akidah Islam itu sebagai agama yang damai dan penuh berkah. Artinya secara apapun tindakan ISIS adalah propaganda negatif yang hanya akan menimbulkan keresahan.

“Fatwa semacam itu sangat bahaya bagi masa depan kemanusiaan. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh muka bumi ini,” tukas Kiai Maman.

Kendati demikian, Kiai Maman meminta kepada segenap pihak seperti kepolisian, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan seluruh masyarakat Indonesia tetap dan terus mewaspadai adanya fatwa jihad ISIS selama bulan Ramadan.Meski ISIS sendiri tidak berada di Indonesia, tapi terbukti sudah cukup banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang termakan bujuk rayu untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.

“Jangan sampai lengah. ISIS memiliki jaringan yang luar biasa. Mereka juga bisa menggunakan dunia maya untuk melancarkan propagandanya. Marilah kita bersama-sama mengawal bulan suci Ramadan ini agar tidak dinodai oleh aksi-aksi radikalisme atau terorisme,” tutur Kiai Maman.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Tito Karnavian mengungkapkan adanya fatwa jihad ISIS. Menurut Kapolda, fatwa itu diungkapkan oleh juru bicara ISIS, Abu Muhamad Adnani, 23 Juni meneruskan pesan dari amirnya Abu Umar Al Bhagdadi. Atas dasar itu, jajaran kepolisian telah memantau dan memetakan peta ISIS di kawasan Jabodetabek, serta siap melakukan tindakan tegas kepada siapapun yang akan melakukan kegiatan ISIS itu.

Harapan untuk mengenyahkan berbagai paham negatif (radikalisme dan terorisme) dari muka bumi Indonesia juga digaungkan oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Buyung Lalana.

Buyung yang merupakan mantan Direktur Konvensi dan Perekat Hukum Deputi III bidang Kerjasama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mengatakan bahwa pemahaman-pemahaman agama yang terlalu radikal seperti fatwa jihad ISIS ini agar tidak diikuti oleh para generasi muda Indonesia.Ia menyarankan agar seluruh komponen bangsa agar memperteguh ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

“Kuncinya sebenarnya adalah Pancasila. Ikuti saja Pancasila sebagai ideologi bangsa insya Allah kita bisa mencegah propaganda radikalisme dan terorisme seperti yang dilakukan ISIS ini akan mental,” ujar Buyung.