Fasilitas Obyek Vital Rentan jadi Target Terorisme

Jakarta – Kebutuhan terhadap sistem keamanan objek vital nasional dalam menghadapi ancaman terorisme merupakan sebuah hal yang sudah tidak ditawar lagi keberadaannya. Maraknya bebagai ancaman dan aksi teror yang dialamatkan pada fasilitas obyek vital nasional menjadi fakta terkini bahwa tindakan di luar akal sehat tersebut telah berhasil berhasil menghilangkan rasa keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Dalam acara Konsinyering Pembuatan Naskah Akademik SOP Sistem Keamanan Objek Vital Nasional Sektor Ketenagalistrikan dalam Menghadapi Ancaman Terorisme di Hotel Cipta Pancoran (30/11), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan beberapa instansi terkait seperti PLN, Kepolisian, Damkar dan lainnya bertujuan membuat panduan/SOP bagi penanggung jawab dan pelaksanaan di lapangan dalam menangani tindak pidana terorisme di instansi ketenagalistrikan.

Acara tersebut dibuka oleh Kasubdit Pengamanan Obyek Vital dan Transportasi BNPT, Kolonel Mar. Purwanto Djoko Prasetyo. Ia mengatakan bahwa SOP yang disusun ini membahas pengamanan ancaman dan serangan terorisme di lokasi Instansi ketenagalistrikan, penentuan tingkat ancaman dan tindakan antisipati menghadapi keadaan darurat dilingkungan dan lokasi instansi ketenagalistrikan yang meliputi gardu induk, trnasmisi dan distribusi pelanggan.

Dalam rangkan ASEAN GAMES Deputi Manager Keselamatan dan Keamanan PLN Pusat, Achmad Syah mengatakan bahwa titik kritis ketenagalistrikan semuanya berpusat di Jakarta.

“Tempat pengendalian induk-induk harus dijaga dan tidak boleh semua orang tau, karena bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjwab.”tegasnya.

Karena pentingnya acara ASEAN GAMES untuk Indonesia, PLN perlu untuk juga menjaga pembangkit tenaga listrik supaya tidak ada pemadaman listrik di saat acara ASEAN GAMES berlangsung.

“PLN juga akan melakukan gladibersih untuk penjagaan titik vital dijalur masyarakat yang terpencar, karena sebagian gardu PLN ada yang dijaga aparat kepolisian akantapi ada juga yang tidak dijaga oleh aparat kepolisian.” Tutup Achmad