Fakta-Fakta yang Terungkap Ketika Pilot Susi Air Disandera KKB Papua

Jakarta – Operasi pencarian Pilot dari maskapai Susi Air asal Selandia Baru, Kapten Philips Max Merthens yang disandera oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) Papua pimpinan Egianus Kogoya, terus dilakukan oleh Satgas Operasi Damai Cartenz.

Sebuah video yang memperlihatkan penyanderaan Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut telah dirilis oleh organisasi TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka).

Video itu menunjukkan sang pilot yang tersandera dikelilingi oleh warga yang diduga sebagai simpatisan dari TPNPB-OPM. Berikut ini adalah fakta-fakta yang bisa dikumpulkan dari aksi penyanderaan tersebut:

Memberikan Ancaman untuk Menembak Pilot yang Disandera

“Kami tangkap pilot, hanya lepas dengan Papua merdeka,” ujar satu anggota TPNPB-OPM, dicuplik dari okezone.com dan MNC Portal Indonesia, Rabu (15/2).

Apabila TNI-Polri tidak mundur dalam pengejaran teroris KKB di hutan Papua, maka kelompok ini mengancam akan membunuh pilot yang mereka sandera.

“TNI-Polri tidak boleh mengejar kami. Kalau mengejar kami, kalau masuk kemana-mana itu kami akan tembak pilot,” tegasnya.

Tindakan Persuasif Terus Dilanjutkan oleh Pemerintah Demi Selamatkan Sandera

Dalam pernyataannya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa pemerintah masih melanjutkan tindakan persuasif dengan harapan sandera bisa selamat.

“Oleh sebab itu, persuasi pendekatannya. Tapi, kami tidak menutup opsi lain untuk melakukan tindakan,” tegas Mahfud di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (15/2).

Pendekatan persuasif masih dilakukan sehingga opsi lain untuk menyelamatkan sandera belum dipilih. Menurut Mahfud, hal yang paling prioritas dalam misi pembebasan ini adalah keselamatan sandera.

“Kami persuasi agar bisa bebas dengan selamat, damai, tanpa kisruh, tanpa ribut,” ujarnya.

Pemerintah Menyatakan Tidak Ada Negosiasi Jika Permintaannya adalah Papua Merdeka

Mahfud MD juga menyebutkan bahwa KKB Papua menuntut kemerdekaan sebagai tebusan dari nyawa Kapten Philips. Mahfud menegaskan bahwa tidak ada negosiasi dalam hal ini.

“Tidak ada negosiasi soal itu, dan kami akan mempertahankan serta memberantas setiap yang ingin mengambil bagian secuil pun dari NKRI,” tegasnya.

KKB Papua Mengawal Sandera yang Menggunakan Baju Berlambang Bintang Kejora

Organisasi TPNPB-OPM telah mempublikasikan foto Kapten Philips di markas KKB Papua. Pada foto tersebut, ia mengenakan kaos warna hitam bergambar bintang kejora, jaket, celana pendek dan topi rimba.

Kapten Philips yang menjadi sandera itu dijaga oleh sejumlah anggota KKB yang salah satunya membawa pelontar granat/GLM (Grenade Launcher Module).

Senjata tersebut diduga yang digunakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, terhadap Satgas Muara Perairan (Mupe) Yonif 3 Marinir Pasmar 2 di Pos Quary Bawah, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada Sabtu, 26 Maret 2022.