Jakarta – Dunia pendidikan Indonesia tercoreng paska penangkapan tiga terduga teroris di dalam kampus Universitas Riau (UNRI), Jalan HR Soebrantas Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/6) lalu. Kampus yang semestinya jadi tempat menimba ilmu dan mengembangkan wawasan malah difungsikan sebagai tempat untuk menyebar benih paham radikal.
Demikian pendapat yang disampaikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, kepada wartawan di Komplek Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (4/6).
“Sangat disayangkan kampus menjadi tempat menyemai benih paham radikal. Pihak rektorat UNRI harus menyampaikan klarifikasi secara transparan kepada aparat keamanan untuk mengungkap kasus ini sampai ke akar-akarnya,” kata Fadli.
Menurutnya, keterlibatan UNRI sebagai lokasi penangkapan secara tegas sudah mencemari dunia pendidikan Indonesia. Karena, lanjut Fadli, tak menutup kemungkinan ada kampus-kampus lain di Indonesia yang juga sudah dijadikan sebagai tempat penyebaran paham teroris.
“PTN, PTS dan dunia pendidikan Indonesia secara umum dibuat tercoreng karena kasus ini. Masyarakat kini menunggu klarifikasi dari UNRI terkait hal ini,” ujar Fadli.
“Apakah terduga teroris MNZ yang diciduk di UNRI ada keterkaitan dengan kampus secara aktual, atau UNRI cuma getah ketempatan lokasi dari orang-orang ini,” imbuhnya lagi.
Penangkapan MNZ merupakan pengembangan atas keterangan dua orang terduga teroris yang diringkus sebelumnya yakni RB alias D dan OS alias K. Keduanya adalah mantan mahasiswa UNRI, sama halnya dengan MNZ.
Dari penyelidikan sementara, polisi baru menetapkan MNZ sebagai tersangka. Sementara RB alias D dan OS alias K masih berstatus sebagai saksi. Dalam penangkapan ini turut disita barang bukti bom dua bom pipa besi, bahan peledak jenis TATP siap pakai, bahan peledak lain, yakni pupuk KN03, sulfur, gula dan arang.
Juga turut disita dua busur panah, delapan anak panah, satu pucuk senapan angin dan satu buah granat tangan rakitan.