Teheran – Pemerintah Iran mengecam keras tindakan pencegatan pesawat Mahan Air pembawa 150 orang oleh jet tempur F-15 Eagle Amerika Serikat (AS) di wilayah udara Suriah pada akhir pekan kemarin. Teheran menyebutnya sebagai aksi teroris dan agresi.
Penerbangan Mahan Air dicegat F-15 AS ketika sedang dalam perjalanan dari Teheran ke Beirut, Lebanon. Pilot pesawat komersial itu bertindak cepat dengan menurunkan ketinggian pesawat untuk menghindari tabrakan. Lima penumpang terluka, di mana salah satunya mengalami pendarahan di bagian kepala.
“Flyby AS merupakan aksi teroris, salah satu agresi,” kata Menteri Perhubungan Iran Mohammad Eslami seperti dilansir IRNA, Sabtu (25/7/2020).
Media Iran, IRIB, melaporkan ada dua jet tempur F-15 Amerika yang terlibat dalam intersepsi Mahan Air. Namun, militer Amerika menegaskan hanya satu jet tempur F-15 yang terlibat.
Meski lima penumpangnya terluka, pesawat Airbus A310 Mahan Air berhasil mendarat dengan selamat di Beirut dan melakukan penerbangan pulang ke Teheran.
Eslami mengatakan apa yang dia sebut sebagai tindakan terorisme itu sudah pantas diselidiki oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang bernaung di bawah PBB.
“Bagaimana mungkin sebuah pesawat penumpang yang terbang di sepanjang rute komersial sesuai dengan protokol penerbangan diserang dan diancam oleh jet tempur beberapa negara?,” tanya menteri tersebut.
“Menyerang pesawat penumpang adalah tindakan teroris,” katanya lagi.
Menteri Eslami mengatakan lima penumpang terluka karena pilot Mahan Air harus melakukan manuver menukik tajam untuk menghindari tabrakan.
Menurutnya, Teheran berhak untuk mengejar tindakan hukum atas perilaku AS. Dia menyerukan pemerintah Suriah dan Lebanon mengikuti langkah Iran.
Wakil Presiden Iran untuk Urusan Hukum, Laya Joneydi, tak bisa menerima penjelasan militer Amerika terkait insiden berbahaya itu. “Penjelasan yang diberikan sejauh ini (oleh militer AS) tidak dapat dibenarkan dan tidak meyakinkan,” katanya.
“Pelecehan terhadap pesawat penumpang di wilayah negara ketiga adalah pelanggaran yang jelas terhadap keamanan penerbangan dan kebebasan pesawat sipil,” imbuh Joneydi. (Baca: Iran Marah Besar dengan Aksi ‘Ugal-ugalan’ Pilot Jet Tempur AS)
Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menuduh AS mengambil risiko bencana.
“AS melecehkan sebuah pesawat sipil terjadwal, membahayakan penumpang sipil yang tidak bersalah, seolah-olah untuk melindungi pasukan pendudukannya,” katanya dalam tweet yang dikutip Reuters. “Pelanggar hukum ini harus dihentikan sebelum bencana (terjadi),” lanjut dia.
Sebelumnya, Komando Pusat (CENTCOM) AS bersikeras pilot jet tempur F-15 Eagle bertindak aman saat melakukan apa yang dia sebut “inspeksi visual standar” terhadap pesawat Iran.
“Inspeksi visual terjadi untuk memastikan keselamatan personel koalisi di garnisun Al Tanf,” kata juru bicara CENTCOM Kapten Bill Urban, merujuk pada pangkalan militer Al Tanf di Suriah yang dikelola AS.
Dia tidak menjelaskan bahaya apa yang bisa ditimbulkan oleh pesawat komersial yang melewati puluhan ribu kaki di atas tanah, sehingga harus dicegat jet tempur.
“F-15 AS pada misi udara rutin di sekitar CJTF-OIR di garnisun Al Tanf di Suriah melakukan inspeksi visual standar dari pesawat penumpang Mahan Air pada jarak aman sekitar 1.000 meter dari pesawat,” ujarnya.