Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 mengatakan, euforia kebebasan yang berlebihan dan pengaruh lingkungan global menjadi salah satu sebab munculnya radikalisme dan terorisme.
Menko Polhukam pun meminta masyarakat untuk berperan aktif mengambil bagian dalam menolak paham baru yang bisa menciptakan kekacauan idelogi bangsa. Tidak hanya itu, dia juga menyampaikan kekhawatirannya pada paham baru yang akan membahayakan stabilitas keamanan.
Dikatakan, penegakan hukum yang kurang kuat dan ketimpangan sosial ekonomi yang belum terselesaikan, juga dinilai sebagai sebab berkembangnya radikalisme dan tetorisme. Ini akan menjadi tantangan sekaligus ancaman terhadap kedaulatan yang bisa bersumber dari ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.
“Kejahatan terorisme global juga disinyalir mempunyai hubungan dengan terorisme di banyak negara, termasuk Indonesia. Hal tersebut berdasarkan fakta adanya keterkaitan jaringan militan lokal dengan jaringan terorisme internasional,” kata Wiranto di Gedung Stovia, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2017).
Menurut Menko Polhukam, seluruh rakyat Indonesia harus mampu memahami sekaligus mengaplikasikan empat konsensus dasar dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk, berwawasan kebangsaan, berkarakter, memiliki etika moral budaya, dan rasa kebangsaan yang kuat.
Pemerintah melalui Kemen Polhukam telah mempersiapkan sejumlah program dalam rangka memantapkan empat konsensus dasar tersebut. Pemerintah juga terus memantapkan program revitalisasi dewan ketahaman nasional untuk melaksanakan tugas bela negara.
Salah satunya adalah dengan mendorong terbentuknya Pusat-Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan, Optimisasi Forum Umat Beragama, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Forum Pembauran Kebangsaan, dan Dewan Kerukunan Nasional.