Tallin – Estonia telah mengumumkan akan melarang anggota Hizbullah memasuki wilayahnya. Estonia menyebut Hizbullah menimbulkan ancaman serius bagi mereka.
“Hizbullah merupakan ancaman yang cukup besar bagi internasional dan juga untuk keamanan Estonia,” kata Kementerian Luar Negeri Estonia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Arabiya, Minggu (25/10).
“Dengan langkah ini Estonia berdiri di samping Amerika Serikat (AS), Inggris, Belanda, Jerman dan Lithuania serta negara-negara lain yang telah menyimpulkan bahwa Hizbullah menggunakan cara-cara teroris dan merupakan ancaman bagi keamanan banyak negara,” sambungnya.
Estonia menambah panjang negara yang memasukan Hizbullah atau sayap militer Hizbullah kedalam daftar teroris atau cekal, karena dianggap bisa menimbulkan ancaman bagi keamanan.
Awal tahun ini, Kolombia, Honduras, Inggris dan Argentina telah memasukan Hizbullah dalam daftar hitam kelompok teroris.
Sementara itu, Departemen Keuangan AS telah memberikan sanksi kepada dua pejabat tinggi Hizbullah, termasuk seorang mantan komandan militer di selatan negara itu.
Para petinggi Hizbullah yang terkena sanksi adalah Nabil Qaouk dan Hassan Al-Baghdadi, keduanya anggota Dewan Pusat Hizbullah. Dewan itu bertanggung jawab untuk memilih anggota badan pembuat keputusan teratas grup, Dewan Shoura. Qaouk juga menjabat sebagai komandan militer Hizbullah di Lebanon selatan dari tahun 1995 hingga 2010
Hizbullah sendiri didirikan pada tahun 1982 oleh Garda Revolusi Iran. Kelompok ini secara luas dipandang sebagai aktor paling kuat di Lebanon dan merupakan bagian dari aliansi regional yang dipimpin Iran dalam konflik dengan negara-negara Arab Teluk yang bersekutu dengan AS.