Ankara – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Amerika Serikat (AS) berpihak kepada teroris Kurdi. Tuduhan itu disampaikan Erdogan usai menyalahkan militan Kurdi yang baru-baru ini menewaskan 13 warga Turki di Irak Utara.
Dikutip AFP, Senin (15/2/2021), komentar Erdogan muncul sehari setelah Ankara menyatakan pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) telah menewaskan 13 tawanan berkebangsaan Turki. Diduga mereka diculik di tenggara Turki dan ditawan di sebuah gua di Irak.
PPK telah melancarkan pemberontakan terhadap Turki sejak 1984. Puluhan ribu orang diyakini telah tewas akibat ulah PKK.
AS dan sekutunya mengakui PKK sebagai kelompok teroris. Akan tetapi, AS mendukung milisi Kurdi lain di Suriah yang dinilai Turki sebagai cabang dari PKK.
Pada bulan ini, Turki melancarkan operasi militer terhadap pangkalan PKK di Irak Utara. Menurut Erdogan, operasi itu merupakan bagian dari pembebasan 13 sandera itu.
“Pernyataan yang dibuat oleh Amerika Serikat adalah lelucon. Anda mengatakan Anda tidak mendukung teroris, padahal sebenarnya Anda berada di pihak mereka dan di belakang mereka,” ujarnya.
Pada Minggu (14/2/2021), Departemen Luar Negeri AS menyesalkan kematian warga Turki. Namun, mereka menunggu konfirmasi lebih lanjut perihal kebenaran kematian mereka. PKK mengatakan 13 orang itu tewas ketika pasukan Turki mengebom gua tempat orang-orang itu ditahan.
Erdogan mengatakan NATO harus bersikap tegas dalam masalah ini. “Organisasi teroris di depan pintu kami, di perbatasan kami, membunuh orang tak bersalah,” katanya.