‘Emir’ Baru ISIS Asia Tenggara Ternyata Pakar Bom

Manila – Perburuan polisi dan militer Filipina terhadap pentolan kelompok militan ISIS seperti tidak ada habisnya. Di tengah kekosongan ‘Emir’ atau pimpinan ISIS Asia Tenggara setelah tewasnya, Isnilon Hapilon, Omarkhayam Maute, dan Mahmud bin Ahmad alias Abu Hanzalah, muncul nama baru Sabahan Mohd Amin Baco yang disebut-sebut sebagai ‘Emir’ yang baru.

Sabahan Mohd Amin Baco adalah warga Malaysia yang lama tinggal di Filipina. Dia memiliki keahlian khusus sebagai pakar bom di kelompok militan ISIS. “Amin Baco saat ini tidak hanya memimpin sisa anggota Maute (sel jaringan ISIS di Marawi, Filipina), tetapi juga didapuk sebagai ‘Amir’ ISIS Asia Tenggara,” kata Kepala Polisi Filipina Ronaldo de la Rosa, seperti dilansir ‘reuters’. Selasa (7/11/2017).

Keberadaan Amin Baco saat ini memang belum diketahui polisi dan militer Filipina. Dia terpilih sebagai ‘emir’ karena memiliki kedekatan dengan berbagai kelompok ekstremis di kepulauan Mindanao, Filipina. Sebab, dia merupakan militan asing yang paling lama tinggal di Filipina. Keahliannya dalam merakit bom diperoleh dari Zulkifli Hir alias Marwan yang merupakan militan asal Malaysia dan tewas dalam operasi Mamasapano pada 2015.

Sebelumnya, beredar informasi bahwa Baco tewas saat operasi pembebasan Marawi. Saat itu, polisi dan militer Filipina mengevakuasi 42 jenazah yang salah satunya diduga adalah Amin Baco. Namun, berdasar laporan intelijen, dia berhasil melarikan diri. “Dia bisa saja berada di Pulau Jolo atau di dekat Maguindanao,” kata salah seorang sumber di militer Filipina yang paham tentang kelompok-kelompok militan di Mindanao.

Pakar keamanan Filipina, Rommel Banlaoi mengungkapkan, Amin Baco jauh lebih berbahaya dibanding Isnilon Hapilon, Omarkhayam Maute, atau Mahmud bin Ahmad alias Abu Hanzalah. Mahmud dikenal sebagai penyokong dana dan perekrut anggota baru dan dia bukanlah komandan tempur. Sebaliknya, Amin Baco memiliki pengalaman perang gerilya. Dia adalah pakar pembuatan bom. Pengetahuannya itu bisa ditularkan kepada banyak anggota lainnya.

Polisi mendapat informasi tentang Baco dari Muhammad Ilham Syahputra, militan asal Indonesia yang ditangkap saat akan melarikan diri dari Marawi pekan lalu. Menurut Ilham, ada 39 militan yang masih bersembunyi di Marawi. Sebagian di antaranya adalah warga Malaysia dan Indonesia. Selain Baco, polisi saat ini memburu militan asal Malaysia Muhammad Joraimee Awang Raimee dan Qayyim yang berasal dari Indonesia.

Amin Baco, berasal dari Tawau, Sabah. Dia menikah dengan keluarga Abu Sayyaf terkemuka di pulau Jolo, Filipina selatan. Ayah mertuanya adalah almarhum Hatib Sawadjaan, kepala faksi Abu Sayyaf. Dia termasuk di antara kelompok Dr Mahmud bersama keluarga Maute dan Abu Sayyaf untuk membentuk kekhalifahan di Mindanao.

Amin Baco merupakan mantan anggota Darul Islam Sabah (DIS), sebuah cabang dari Darul Islam dan Jemaah Islamiyah di Indonesia yang memfasilitasi perjalanan militan dan penyelundupan senjata api antara Indonesia dan Filipina melalui Sabah. Dia termasuk dalam DPO kepolisan Malaysia sejak 2006, ketika 16 anggota DIS ditangkap di bawah Undang-Undang Keamanan Internal yang sekarang sudah dihapus.