Jakarta – Kelompok radikal disebut bisa memanfaatkan penyelenggaraan Pemilu 2024. Mereka dinilai bisa menunggangi tokoh atau partai politik tertentu yang merupakan peserta pemilu, guna melancarkan kepentingannya.
“Menjelang penyelenggaraan pemilu tahun 2024, saya melihat adanya potensi kelompok radikal yang akan memanfaatkan momentum tersebut untuk membawa misinya,” ujar eks narapidana kasus terorisme (napiter), Munir Kartono di Jakarta, Sabtu (18/3/2023).
“Seperti khilafah dan lainnya dengan menunggangi tokoh atau partai politik tertentu. Hal ini tentu sangat berbahaya karena dapat mengancam ideologi bangsa,” imbuh napiter dalam kasus bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta itu.
Munir khawatir akan adanya aksi serangan yang disiapkan pelaku teror dalam penyelenggaraan pemilu mendatang. Terutama dari kelompok yang anti demokrasi.
“Selain itu, jaringan terorisme yang saat ini juga masih aktif perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan Polri, karena mereka yang menolak demokrasi dikhawatirkan akan melakukan aksi amaliah pada saat Pemilu 2024 yang notabene merupakan lambang demokrasi dan ini tentu merupakan haram bagi kelompok mereka,” papar dia.
Lebih lanjut, Munir mengingatkan rekan-rekannya sesama eks napiter agar tetap berpegang teguh kepada Pancasila dan jangan terjatuh kembali dalam ideologi radikal dan intoleran. Ini demi kebaikan bersama.
Memasuki Ramadan, ia juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan. Ini guna menjaga kesucian bulan puasa.
“Kepada seluruh masyarakat Jabar juga saya Munir Kartono, mengimbau agar kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita bersama, mari kita hindari tindakan yang dapat menganggu kekhusyukan bulan Ramadan,” ujar Munir.
“Kita tinggalkan aksi main hakim sendiri, razia, sweeping dan lainnya, kita serahkan pelanggaran hukum semua kepada Polri dan kita jaga persatuan dan kesatuan di wilayah Jabar,” jelasnya.