Eks Napiter Kalimantan Timur Ajak Jaga Kondusivitas Pasca HUT ke-80 RI

Samarinda – Mantan narapidana terorisme (napiter) asal Kalimantan Timur, Wahyu Subekti, menyerukan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban usai peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Menurut Wahyu, kemerdekaan harus dimaknai bukan hanya sebagai simbol perayaan, melainkan juga sebagai momentum memperkuat persatuan serta menolak segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu stabilitas bangsa.

“Momentum kemerdekaan harus kita isi dengan menjaga ketenteraman wilayah dan menolak gangguan keamanan,” ujarnya, Selasa (20/8/2025), dikutip dari laman sapos.co.id.

Wahyu yang pernah terlibat dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) mengingatkan bahwa potensi munculnya intoleransi, radikalisme, dan terorisme masih ada di tengah masyarakat. Ancaman itu, katanya, semakin mudah menyebar seiring derasnya arus informasi di era digital.

Ia juga menyinggung perjalanan hidupnya yang pernah terjerumus dalam lingkaran kelompok radikal. Menurutnya, pengalaman pahit tersebut menjadi pelajaran berharga bahwa jalan kekerasan tidak membawa kebaikan.

“Pengalaman saya membuktikan bahwa kekerasan tidak memberi manfaat apa pun. Karena itu, saya menolak segala bentuk intoleransi dan terorisme di negeri ini,” tegasnya.

Lebih lanjut, Wahyu mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga pemerintah untuk terus bersinergi dalam menangkal penyebaran paham radikal. “Kerja sama bersama sangat penting demi menjaga keamanan dan mewujudkan kedamaian,” pungkasnya.