Surabaya – Eks Napiter wilayah Jawa Timur (Jatim) yang pernah terlibat dalam berbagai kasus terorisme di Indonesia, memutuskan untuk meninggalkan segala bentuk paham radikalisme dan intoleransi dan komitmenya untuk menjaga keutuhan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Para mantan napi kasus terorisme tersebut juga bersedia membantu program deradikalisasi yang dilaksanakan pemerintah, serta menyatakan akan mengajak para mantan-mantan Napiter lainya untuk kembali ke jalan yang benar sesuai dengan norma agama dan norma hukum yang berlaku. Komitmen tersebut ditunjukan dengan terbentuknya wadah pembinaan positif bagi para mantan Napiter itu dalam Yayasan Fajar Ikhwan Sejahtera (FIS) Jawa Timur.
Keberadaan para mantan Napiter tersebut mengharapkan agar Indonesia kembali damai tanpa aksi teror, serta fokus pada pemberdayaan perekonomian dan kesejahteraan keluarga, dan mengutuk keras aksi para pelaku penyerangan teror yang belakangan ini terjadi di Wilayah Jawa Timur.
Ketua Yayasan FIS, Anang Rusiyanto Alias Abu Zaki mengatakan, radikalisme dan aksi terorisme bukan bagian dari ajaran agama Islam. Karena itu, memerangi radikalisme bukan bagian dari memerangi agama Islam.
“Radikalisme dan aksi-aksi teror bukan bagian dari agama, termasuk agama Islam. Memerangi radikalisme, bukan bagian dari memerangi agama,” kata Abu Zaki.
Untuk itu, Abu Zaki meminta agar seluruh pihak tidak membawa nama agama dan Tuhan untuk melakukan kekerasan. “Berhentilah bawa-bawa nama agama dan Tuhan untuk menyebarkan kebencian dan permusuhan, berhentilah untuk itu,” tegas Abu Zaki.
Abu Zaki mengajak pihak atau kelompok yang masih terpapar radikalisme untuk hijrah. Dia berharap pihak atau kelompok bisa mengikuti langkah mantan Napiter yang taubat.
“Bagi teman-teman yang masih mengagumi doktrin radikal, khilafah, hukum hanya dari Allah, hijrah. Segera hijrah, dan semoga NKRI aman tentram dan damai,” tutur Abu Zaki
Abu Zaki menyatakan, pihaknya berkomitmen akan membantu dan mengajak masyarakat, guna menjaga keamanan dan ketertiban menjelang pelaksanaan Natal dan menyambut Tahun Baru 2023 dengan damai.
“Mari kita jaga ketertiban dan keamanan menjelang natal dan tahun baru, Khususnya di wilayah Jawa Timur. Selain itu, kita juga harus menunjukan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan lil’alamin,” pungkasnya.