Eks Napiter di Gorontalo Bagikan Tips Jauhi Radikalisme

Gorontalo – Aldi Awal adalah mantan narapidana terorisme (napiter)
yang ditangkap di Gorontalo pada 2020 lalu. Ia pun harus mendekam di
jeruji besi untuk menebus perbuatannya. Kini, Aldi telah bertobat
setelah mengikuti program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah. Ia
pun aktif membantu pemerintah dalam memberikan pencerahan kepada
masyarakat tentang bahaya radikalisme dan terorisme.

Pada Minggu (1/6/2025) malam, Aldi turut serta dalam program nonton
bareng (nobar) yang diinisiasi Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme
(FKPT) Provinsi Gorontalo, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror,
dan Satgaswil Gorontalo Polahi Task Force.

Pemutaran film “Sayap-Sayap Patah II: Olivia” itu dihadiri oleh
berbagai pihak, termasuk unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(Forkopimda), organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, serta
para jurnalis dan influencer media sosial.

Aldi mengungkapkan bahwa film tersebut membawa pesan penting, terutama
tentang bagaimana Densus 88 beroperasi secara profesional dan
bagaimana masyarakat perlu waspada.

“Kalau saya lihat dari film tadi itu, Densus memang lebih profesional.
Dulu saya belum sempat melakukan aksi peledakan, sudah ditangkap,”
ujarnya dikutip dari TribunGorontalo.com.

Aldi mengaku dirinya pernah menjadi spesialisasi peledakan dalam
Kelompok ISIS yang dia ikuti, namun tertangkap sebelum melakukan aksi.

Menurut Aldi, radikalisme saat ini justru berkembang lewat media
sosial. Tidak ada pertemuan antarpemimpin kelompok dengan anggota
teroris.

“Kalau sekarang itu ISIS, jaringan yang kemarin itu, kekuatan mereka
di media sosial. Mereka tidak bertemu langsung, tapi menjaring lewat
media sosial,” ungkapnya.

AA juga memberikan pesan dan tips untuk masyarakat agar tidak
terjerumus dalam jaringan teroris.

“Kalau di film tadi itu kan terlihat pentingnya keluarga. Saya juga
dulu, waktu saya terjaring, orang tua saya tidak tahu. Jadi yang
penting adalah menjaga hubungan keluarga dan selalu waspada,” ujarnya.

“Film ini bisa jadi pengingat bahwa terorisme masih ada, tapi kita
harus selalu waspada,” tutup Aldi.