SURABAYA (16/3/17) — Kearifan lokal merupakan unsur penting dalam penanggulangan radikalisme terorisme yang kini menggunakan kekuatan dalam upaya mencapai keinginannya. Kearifan Lokal memiliki daya tarik tersendiri dalam menangkal fenomena ini karena hal tersebut sulit tinggalkan oleh setiap orang dimana ia tumbuh berkembang. Demikian kata prof setya Yuwana Sadikan.
Guru Besar UNESA ini mengatakan bahwa setiap suku dan bangsa memiliki kearifan lokal yang sangat bernilai. Masyarakat Jawa Timur misalnya yang terdiri dari berbagai etnik memiliki sistim resolusi konflik masing-masing. Madura misalnya cukup kuat dalam masalah harga diri begitupula suku-suku lainnya yang masing-masing berbeda seperti pengabdian terhadap alam dan keluarga tetapi semuanya mengarah kepada bagaimana menjaga diri dan orang lain.
Secara umum masyarakat Indonesia sangat berbeda dengan masyarakat luar. Masyarakat Indonesia misalnya sangat menghargai persaudaraan dan keakraban dan saling menghormati. Dalam konteks seperti ini erat kaitanya dengan pemberantasan radikalisme dan terorisme karena radikalisme dan terorisme mengabaikan hal-hal seperti ini. Terorisme misalnya sudah tidak lagi memperhatikan kerukunan dalam satu masyarakat bahkan dalam satu keluargapun mereka bisa menentang jika berbeda. Ini tentu sangat berbeda dengan kultur kita dan setiap kearifan lokal di tanah air yang sangat menghargai persaudaraan dan kekeluargaan.
Menurut Prof Setya yang sudah merealese beberapa buku tentang budaya budaya lokal bahwa kearifan lokal sangat penting untuk tetap dipelihara apalagi dunia kini dipenuhi dengan industri kebohongan misalnya kini marak isu hoax yang memuat berita-berita bohong yang kini menggerogoti masyarakat dan anak-anak muda saat ini. Disinilah pentingnya kearifan lokal sebagai salah satu instrument penting dalam penanggulangan radikalisme terorisme.