Jakarta – Kejahatan Teroris yang tidak mengenal batas wilayah negara membuat Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengeluarkan kebijakan secara resmi mempersilahkan negara tetangganya Indonesia dan Malaysia untuk melakukan pengejaran kelompok teroris sampai masuk ke wilayahnya.
Dikutip dari tempo.co, Duterte mengatakan pihak Indonesia dan Malaysia hanya perlu menginformasikan kepada Angkatan Bersenjata Filipina bahwa mereka sedang mengejar teroris.
“Saya mengizinkan pasukan Indonesia dan Malaysia masuk jika mereka memimpin dan mereka akan berpikir bahwa mereka mampu (untuk mengalahkan teroris). Cukup Informasikan saja kepada Angkatan Bersenjata tentang hal itu,” kata Duterte.
Seperti yang dilansir media Inquirer pada 27 Januari 2018, Duterte juga mengatakan Filipina bahkan bersedia bergabung dengan pasukan operasi asing jika dibtuhkan. Berita ini juga dilansir oleh media Today Online.
Duterte mengatakan bahwa dia telah memberitahukan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, bahwa pasukan mereka bebas untuk mengejar teroris di wilayah Filipina.
Keputusan Duterte dibuat bukan tanpa alasan, dia telah kehilangan kesabaran terutama tentang kegiatan Abu Sayyaf, yang kerap kali menculik korban di perairan Indonesia dan Malaysia.
Kelompok teroris ini juga diketahui memenggal korban yang kerabatnya tidak dapat membayar uang tebusan seperti dalam kasus Robert Hall dari Kanada pada Juni 2016, dan John Ridsdel dua bulan sebelumnya.
Ada juga kasus sandera Vietnam Pham Minh Tuan, yang terbunuh pada Desember, hampir sebulan setelah diculik di laut. Duterte, yang baru-baru ini diancam akan dibunuh ISIS, mengatakan meledakkan teroris bukanlah masalah karena mereka menginginkan.