Duta Damai Dunia Maya BNPT merupakan bagian amanah UU sebagai upaya Pencegahan Paham Radikal Terorisme

Duta Damai Dunia Maya BNPT merupakan bagian amanah UU sebagai upaya Pencegahan Paham Radikal Terorisme

Sleman – Kegiatan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Subdit Kontra Propaganda adalah kegiatan yang merupakan bagian dari amanah Undang-Undang (UU) No.5 tahun 2018 tentang Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme, sebagai uapaya Pencegahan paham radikal terorisme yang salah satunya yaitu melalui kontra radikalisasi. Yang mana Kontra Radikalisasi ini meliputi kontra narasi, kontra propaganda maupun kontra ideologi yang dilakukan oleh generasi muda.

Hal tersebut dikatakan Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, saat membuka kegiatan pelatihan untuk Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Regional Daerah Istimewa (D.I) Yogayakarta yang berlangsung di Kaliurang, Sleman pada Rabu (16/6/2021). Kegiatan ini sendiri akan berlangsung hingga Jumat (18/6/2021).

“Generasi muda dilatih untuk melakukan kontra radikalisasi di dunia maya, karena memang radikalisasi secara masif dilakukan melalui media sosial atau dunia maya, kemudian menyasar kepada kaum generasi milenial atau generasi muda. Maka kontra radikalisasi ini lebih relevan kalau dilakukan oleh kaum milenial terutama di dunia maya,” ujar Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid.

Lebih lanjut Direktur Pencegahan BNPT menyampaikan bahwa BNPT sendiri selalu konsisten untuk melakukan kegiatan ini, ia juga menambahkann bahwa saat ini Duta Damai sudah berlangsung beberapa tahun dan telah berjumlah 780 orang generasi muda yang dilibatkan dari seluruh Indonesia.

”Dan Duta Damai ini akan terus dilanjutkan karena sangat produktif dan memiliki nilai strategis di dalam kontra radikalisasi dengan mengedepankan pencegahan dalam bidang radikal terorisme,” tutur alumni Akpol tahun 1989 ini menjelaskan.

Lebih lanjut mantan Kepala Bagian Banops Densus 88/Anti Teror Mabes Polri ini juga menjelaskan bahwa untuk pemberdayaan ke depan tentu saja selain sudah dibentuk, kemudian dilatih maka kemudian akan diberdayakan. Maka tentu akan diorganisir dengan terus di maintenance oleh BNPT.

”Dan juga akan selalu kita adakan silaturahmi yang bisa memeprtemukan diantara mereka. Karena kegiatan ini kan regenerasi Duta Damai, itu tidak hanya orang-orang baru, tetapi harus ada pendampingan dari duta damai yang lama sebagai senior-seniornya untuk selalu memonitor dan membimbing,” jelas mantan Kapolres Gianyar ini.

Ia menyebut bahwa selama kegiatan Regenerasi ini, pemahaman yang ditanamkan kepada generasi muda terutama milenial, dalam hal ini yang tergabung dalam Duta Damai adalah pemahaman tentang moderasi beragama dan moderasi berbangsa.

Menanamkan nilai-nilai wawasan kebangsaan, nilai-nilai toleransi, nilai-nilai agama yang benar. Agama yang mengajarkan kedamaian, agama yang mengajarkan toleransi, ukhuwah persatuan, kemudian dipahamkan tentang nasionalisme dan character building, wawasan kebangsaan.

Karena itu perwira tinggi Polri kelahiran Yogyakarta ini menyebut bahwa generasi muda adalah generasi penerus yang akan mengisi dan melanjutkan pembangunan bangsa ini ke depan untuk menuju indonesia emas, menuju indonesia yang maju, baldatun Thoyibatun warobbun Ghofur. Dan ini ada ditangan generasi muda.

”Pesan untuk generasi Duta Damai Yogyakarta yang baru dan juga Duta Damai seluruhnya di Indonesia, kalian anak-anak muda adalah anak-anak yang hebat, anak-anak yang punya semangat motivasi dan optimisme yang tinggi,” kata mantan Kapolres Jembrana ini.

Ia menyampaikan agar generasi muda yakin bangsa Indonesia adalah bangsa yang hebat, yakin bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki masa depan dan bangsa Indonesia memiliki infrastruktur yang komplet untuk menjadi bangsa yang beradab, bangsa yang besar dan utamanya tergantung kepada generasi muda.

”Maka kalian semua generasi muda, utamanya yang tergabung dalam Regenerasi Duta Damai kali ini, kalian harus memiliki optimisme, kalian harus punya militansi, kalian harus punya kepercayaan diri untuk bangkit, untuk membangun kedamaian, persatuan bangsa indonesia. Dan kalian jangan kalah militan dengan kaum radikal,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Direktur Pencegahan mengatakan bahwa di era digital sekarang ini kelompok radikal terorisme telah menggunakan media sosial dan internet (media online/dunia maya) untuk melakukan proses radikalisasi. Bagi kelompok radikal terorisme, penggunaan media dunia maya tentunya akan lebih cepat dan massif dalam menyebarkan paham radikalisme dan propagandanya.

“Kelompok terrorisme ini menggunakan dunia internet, media sosial, yang tentunya dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dan tentunya penyebaran paham radikal terorisme ini sangat membahayakan kaerna dapat menganggu empat pilar ketahanan bangsa yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ini yang harus diwaspadai bersama,” ujar Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan bahwa selama ini di Indonesia penyebaran paham radikal terorisme ini bahkan disalahgunakan oleh kelompok tersebut dengan membungkus dengan motif agama, yaitu Islam. Hal tersebut tentunya sangat merugikan dan memfitnah terhadap ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

“Radikalisme yang mengatasnamakan agama, khususnya Islam di Indonesia tentu hakikatnya adalah fitnah bagi Islam, Karena sikap kaum radikalisme yang mengatasnamakan Islam tersebut tentunya bertentangan dengan ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin,” ujarnya

Untuk itu pria yang juga pernah menjadi Kadensus 88/Anti Teror Polda DIY ini pun meminta agar anggota Duta Damai dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki, kehebatan di dunia maya untuk melakukan kontra radikalisasi.

”Semua kontent-konten hoaks, konten-konten provokatif, adu domba yang mengadu domba anak bangsa harus kalian jawab dengan kontra narasi, kontra ideologi dan kontra propaganda. Jangan diam, karena kita adalah silent majority harus bangkit bersama-sama demi NKRI, Pancasila harga mati,” ujarnya mengakhiri.