Duta Damai BNPT Regional Sumbar Diminta Terus Kampanyekan Bijak Bermedsos

Padang – Keberadaan Duta Damai BNPT Regional Sumatera Barat (Sumbar)
diharapkan menjadi garda terdepan dalam menebarkan konten-konten
perdamaian untuk melawan propaganda radikal terorisme terutama di
dunia maya. Selain itu, Duta Damai BNPT Regional Sumbar diminta untuk
terus mengkampanyekan bijak ber-media-sosial.

“Bagaimana kita kedepan wajib berpegang pada falsafah orang Minang,
adat bersendikan syarak, syarakat bersendikan kitabullah, dan
adik-adik generasi muda ini  ada didalamnya. Jadi adik-adik Duta Damai
BNPT Regional Sumbar harus menggelorakan bijak bermedsos. Kita harus
berpikir ulang apakah sesuatu yang negatif harus diviralkan. Artinya
harus ada rem dalam menyikapi konten-konten di media sosial. Mari
gunakan teknologi untuk menjadikan Sumbar bermartabat untuk kedepan,”
kata Kepala Kesbangpol Provinsi Sumbar Dr. Erinaldi, MM, yang mewakili
Gubernur Sumbar pada pengukuhan Regenerasi dan Pelatihan Duta Damai
BNPT Regional Sumbar di Padang, Jumat (31/5/2024).

Ia menambahkan bahwa generasi muda yang tergabung dalam Duta Damai
BNPT Regional Sumbar harus bangga. Pasalnya, mereka terpilih dari
sekian banyak anak muda di Sumbar dan memiliki tugas mulia dalam
rangka menyelamatkan generasi bangsa dari paham radikal terorisme.

Erinaldi menyampaikan bahwa Sumbar dalah suku bangsa yang
membanggakan. Kenapa? karena yang mencanangkan nama Indonesia sebelum
kemerdekaan adalah orang Minang yaitu Tan Malaka. Selain itu banyak
cendekiawan Minang yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Di BPUPKI dari delapan anggotanya, tiga diantaranya orang
Minang.

“Jadi kita orang Minang ini adalah pendiri dan pemilik NKRI. jadi
tidak ada cerita orang Minang melakukan hal aneh-aneh pada negara.
Kita harus bangga dengan kontribusi kepada negara. Kita harus paham
bahwa sejarah negara ini tidak lepas dari suku Minang,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, bahwa sejak reformasi 1998, 4 konsensus dsar bernegara
yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD 45, mulai dilemahkan.
Kalau dihitung kembali bila 1998 masih SD, hari ini sudah 26 tahun.
Artinya selama 26 tahun sejak reformasi, pelajara wawasan kebangsaan
mulai mengendur.

“Ini hutang kita. Ini menjadi tugas Duta Damai untuk ikut membina
generasi muda dengan wawasan kebangsaan. Kami dari Pemprov akan
berkoordinasi untuk bersama menjaga marwah orang Minang untuk NKRI,”
pungkasnya.