Balikpapan – Dunia maya (internet) dengan segala inovasi dan kemutakhiran teknologi informasi telah menjadi sarana efektif yang dimanfaatkan kelompok radikal untuk menyebarkan radikalisme dan terorisme. Targetnya adalah merekrut generasi muda untuk masuk dalam kelompok mereka. Hal itulah yang mendasari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membentuk duta damai dunia maya yang kini sudah berada di 12 provinsi di Indonesia.
“Duta damai dunia maya harus bisa memberikan pesan-pesan kewaspadaan kepada masyarakat terhadap penyebaran radikalisme dan terorisme melalui internet. Adik-adik punya potensi besar untuk membawa dunia maya sebagai ruang sehat dan damai, bukan ruang penuh kebencian dan hasutan,” kata Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, saat menutup pelatihan duta damai dunia maya 2018 wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) di Balikpapan, Kamis (26/7/2018).
Pelatihan duta damai dunia maya wilayah Kaltim diikuti 60 anak muda yang sebagian besar mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Kaltim. Mereka menjalani selama empat hari dengan dibagi tiga kelompok yaitu blogger, desain komunikasi visual, dan teknologi informasi. Dari pelatihan itu dihasilkan lima website damai yaitu www.etam.dutadamai.id, www.lamin.dutadamai.id, www.pesutetam.dutadamai.id, www.mahakam.dutadamai.id, www.kawalan.dutadamai.id.
“Saya berbangga dan selamat bergabung kepada duta damai dunia maya Kaltim. Kehadiran kalian bisa jadi modal kuat untuk menyebarkan pesan damai dan anti-radikalisme terorisme di tengah masyarakat,” tutur Suhardi.
Komjen Suhardi mengungkapkan, para duta damai dunia maya ini adalah anak muda yang punya banyak followers (pengikut) di media sosial. Diharapkan keberadaan mereka bisa menginspirasi teman-teman seusianya, bukan saja dalam negeri, tapi juga bisa global. Selain itu, anak muda mayoritas adalah pengguna dan penggiat dunia maya,
Menurutnya, mayoritas anak muda pengguna dunia maya sehingga mereka rentan terpengaruh konten radikal. Mereka juga memiliki keinginantahuan tinggi, emosi masih labil sehingga mudah dipengaruhi. Dengan demikian, mereka butuh teman seusianya agar dapat pemahamanan yang baik.
“Alasan itulah yang membuat kami membentuk duta damai dunia maya untuk menyebarkan pesan damai dengan bahasa milenia dan dengan gaya anak muda,” tukas Komjen Suhardi Alius.
Sejauh ini, lanjut mantan Kabareskrim Polri ini, program duta damai dunia maya berjalan dengan baik dan mampu menjalankan perannya menyemai dan meramaikan konten positif dan damai di dunia maya. Ke depan, program duta damai dunia maya ini akan terus dilanjutkan sehingga generasi muda yang main di dunia maya dapat betul-betul bisa memperivikasi informasi apapun. Bahkan program duta damai dunia maya ini terus digaungkan oleh Kepala BNPT di setiap kunjungan kerjanya di mancanegara.
“Di PBB saya sudah dua kali menggaungkan program penanggulangan soft approach yang kami kembangkan, termasuk duta damai dunia maya. Pertama di Dewan Keamanan PBB. Disitu saya sampaikan pola pendekatan soft power approach Indonesia yang banyak diadopsi negara lain. Kedua di konferensi Badan Anti Teror PBB yang dihadiri 1000 anggota PBB. Saya presentasikan peran pemuda menghadapi derasnya arus informasi di dunia maya sehingga kita merekrut anak-anak muda menjadi duta damai dunia maya,” papar Komjen Suhardi.
Hadir pada penutupan pelatihan duta damai dunia maya 2018 wilayah Kaltim Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, empat perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) negara sahabat yaitu Mr. Zhan Qiang (China), Mr. Long Shen Cai (Singapura), Mr. Mostafa Nakhlaouimr, dan Mr. Samir Taraf Hasim (Iran), juga Wakapolda Kaltim Brigjen Pol. Lukman Wahyu Hariyanto, dan ambassador duta damai dunia maya Kikan Namara.
Perwakilan Kedubes Maroko Mr Mostafa Nakhlaouimr mengaku gembira diundang dan bisa menyaksikan langsung pelatihan duta damai dunia maya di Kaltim. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga sangat berguna bagi dunia dalam melawan terorisme.
Hal senada diungkapkan Mr. Long Shen Cai dari Kedubes Singapura. Menurutnya, ide membentuk duta damai dunia maya untuk menyebarkan pesan positif dan damai di dunia maya ini sangat brilian. Pasalnya, untuk menghadapi terorisme, semua harus bisa bersinergi, baik secara offline maupun online.